Otonomi News

Home
0tda
Rileks
Berita Dunia
Sosok
Pendidikan
arsip
Bisnis Hari ini

Rileks

Wayang Golek Jawa Barat
wayanggolek.jpg

Nilai-Nilai Dalam Wayang Sejalan dengan Kepribadian Bangsa

Jakarta, Otonominews,-Soal Pedalangan dan perwayangan di Indonesia perlu didukung oleh kegiatan pendidikan yang berfokus pada seni wayang meski saat ini masih minim minatnya bagi anak bangsa. Padahal nilai-nilai seni wayang sejalan dengan nilai-nilai kepribadian bangsa.

Demikian pernyataan Rahmad Hadiwijaya, mantan kandidat ketua Pepadi dari Komda DKI Jaya. Ia mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para pecinta seni wayang atas dukungan terhadap organisasi sehingga kegiatan PEPADI dapat lebih maju dan berkembang guna memajukan kebudayaan nasional.

Menurutnya, pedalangan di Indonesia akan tetap optimis meski saat ini kondisi minat siswa SMKI ataupun mahasiswa ISI yang mengambil jurusan Pedalangan sangat minim. Meski jumlah mahasiswa sedikit, ini tidak bisa menjadi tolok ukur bahwa wayang kurang diminati, karena kini keberadaan sanggar sudah sangat menjamur,ungkap Rahmad Hadiwijaya.

Rahmad menilai ketika seseorang memutuskan untuk tidak mengambil pendidikan pedalangan secara formal, dimungkinan karena mereka terjebak situasi dilematis karena profesi dalang dipandang tidak cukup memiliki prospek yang bagus. lebih rinci.

Senada dengan Rahmad, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Tauffik Efendi saat membuka Munas PEPADI di Hotel Inna Garuda, Yogyakarta yakni di hadapan para wakil Komisariat Daerah (Komda) PEPADI dari seluruh Indonesia, mengatakan dengan mengutip ungkapan Lee Kwan Yew, mantan PM Singapura, salah membajak sawah, akan rusak satu musim, salah mengolah negara, maka rusak satu generasi,

Ungkapan Taufik Efendi tersebut mengingatkan kita akan pentingnya pembinaan budi pekerti bagi generasi suatu bangsa. Membangun budi pekerti tidak akan lepas dari proses meningkatkan kecerdasan, baik kecerdasan intuisi, kecerdasan feeling(perasaan), kecerdasan thinking (nalar), maupun kecerdasan instinct.

Dalam konteks ini Tauffik Effendi menyinggung keterkaitan peran wayang dengan masalah ketimpangan sosial, Namun, dalam hal ini, sudah saatnya para dalang bicara, mengenai hal-hal sosial, budi pekerti dan kemanusiaan.
Nilai-nilai yang diajarkan dalam wayang sejalan dengan nilai-nilai untuk membentuk Indonesia menjadi negara yang agamis, yang mampu membedakan antara haq dan bathil, baik dan buruk, menghargai hak azasi manusia serta kecintaan terhadap Negara,ungkap Taufiq mengahiri sambutannya. (M. Harun)

Deklarasi “Pelestarian Hutan dan Budaya”

 

Jakarta, Otonomi News,- Kepedulian dan sorotan terhadap kerusakan hutan di Indonesia ternyata bukan hanya dating dari LSM dalam negeri tapi kini NIHINDO Foundation dari Jepang getolperhatiannya pada pelestarian dan kehidupan hutan. Terbukti, Nihindo bersama pemerintah Kutai Barat –Kaltim mendeklarasikan sebuah komitmen dengan nama “Pelestarian Hutan dan Budaya” dalam acara ini juga dilaksanakan pengukuhan proyek “Esternal Forest” yang berpusat di Kutai Barat.

 

Acara yang berlangsung di gedung Musium Nasional Merdeka Barat (11/10) kemarin malam ini hadir Bupati Kutai Barat Ismael Thomas beserta jajaran kepala dinas dan dari pihak departemen kebudayaan dan pariwisata. Acara yang dipandu artis cantik Ir. Sahnaz Haque dan dibacakan puisi oleh budayawan Choirul Umam itu juga diramaikan dengan penayangan video tentang kondisi masyarakat di tengah hutan yang tampak mulai gundul karena penebangan yang berlebihan dari pihak-pihak yang tak punya kepedulian terhadap pelestarian lingkungan hidup dan alam yang indah. (m. harun).

wild.jpg

Asa Dalam Karya, Sebuah Makna Kasih Sesama Manusia

Jakarta,Otonominews,-Asa dalam karya yang merupakan tema pameran lukisan karya pelukis dari berbagai jenis aliran lukisan dan usia pelukisnya. Sejenak bila kita renungkan apa yang ada di balik tema karya-karya mereka sesungguhnya bisa kita maknai sebagai sebuah belas kasih sesama kita yaitu manusia.

Demikian dikatakan Ema Holiza selaku panitia dalam sambutan pembukaan pameran itu di depan seniman dan masyarakat umum. Menurutnya, dengan pameran ini bertujuan untuk membantu kaum dhuafa secara bertahap antaranya; mencarikan dana bagi anak-anak di rumah singgah di Bandung. Kemudian pada tahap berikutnya juga disumbangkan untuk panti jompo serta anak-anak korban konflik di Aceh. "Dari hasil Pameran ini pertama kali nanti akan disumbangkan secara langsung kepada Yayasan Pondok Bocah Garis Bandung Jabar," jelas Ema kepada wartawan di Jakarta Senin (15/9).

Pameran yang dibuka oleh Wakil Ketua MPR Dr. .H. Oesman Sapta tersebut menampilkan beberapa karya lukisan dari puluhan pelukis dengan nuansa dan aliran yang beragam. Bahkan ada pelukis remaja yang masih berpendidikan sekolah lanjutan pertama.

Dalam sambutannya Oesman memberikan apresiasi kepada seluruh pelukis yang masih memiliki kepedulian kepada sesama anak manusia, terutama kepada anak-anak jalanan yang sangat membutuhkan perhatian dari berbagai kalangan yang mampu. "Kami sangat apresiat terhadap pelukis dalam karya yang ditampilkan saat ini karena maknanya sangat tinggi atas kepeduliannya kepada mereka yang membutuhkan kasih sayang,"kata Oesman dengan rasa yang begitu menyentuh. (FDL).

koesnan.gif
Wali Kota Jakarta Timur, Drs. H. Koesnan A. Halim, (Foto: Situs Pemkot Jaktim)

Festival Kalimalang Meriahkan HUT RI ke-58

Wali Kota Jakarta Timur Ingatkan Masyarakat Waspadai Bom

Jakarta, Otonominews,- Berbagai acara menyambut HUT RI ke 58 di seantero tanah air marak diadakan. Tak terkecuali apa yang dilaksanakan pada 17 Agustus 2003 oleh masyarakat Kalimalang dan sekitarnya. Mereka dimeriahkan oleh acara dengan tajuk "Festival Kalimalang II 2003" bertempat di depan Kampus Borobudur Jakarta Timur.

Acara yang berlangsung tepat dimulai pukul 14.00 tersebut dibuka oleh Wali Kota Jakarta Timur, Drs. H. Koesnan A. Halim dan dihadiri oleh Kapolres Jakarta Timur, Kodim, dan Kejaksaan Negeri Jakarta Timur, dan tampak juga sebagian Camat dan Lurah yang ada di lingkungan Jakarta Tmur serta masyarakat umum.

Dalam sambutannya, Drs. H. Koesnan A. Halim mengatakan perayaan HUT ke-58 saat ini patutlah kita syukuri bersama karena kemerdekaan yang kita raih merupakan anugerah yang tak ada bandingannya. "Saya ingatkan, ditengah kegembiraan perayaan itu kita harus tetap waspada bahkan harus lebih meningkatkan kewaspadaan itu terhadap adanya bom yang sewaktu waktu bisa datang dilakukan oleh orang yang tak punya prikemanusiaan dan tidak bertanggung jawab,"ujar Koesnan seraya mengingatkan agar masyarakat di kampung-kampung saling menjaga kesatuan dan persatuan. 

Sementara itu Ketua Pelaksana Festival Kalimalang II, Dra. Nurdawia mengatakan bahwa acara Festival kedua ini selain dalam rangka HUT RI ke-58 juga bertujuan menata dan mengembangkan potensi objek wisata air Kalimalang. "Saya harapkan juga agar kita menjaga kelestarian objek wisata itu sehingga dapat disejajarkan dengan objek wisata air di wilayah lain yang ada di DKI,"kata Nurdawia.

Ia juga menambahkan bahwa Festival saat ini juga sebagai ajang mengangkat potensi objek wisata kebangaan masyarakat Jakarta Timur sekaligus promosi kepada wisatawan asing maupun domestik.

Posisi Kalimalang adalah terbentang dari Bekasi menuju Halim sepanjang tak kurang dari 15 km dan posisi tersebut berbatasan antara Jakarta-Bekasi sepanjang kurang lebih 5 km. Awalnya Kalimalang ini digali oleh proyek Jatiluhur sekitar tahu 1964-1965. Baru pada tahun 1985 lokasi ini mulai digunakan oleh masyarakat kampus Borobudur sebagai ajang kegiatan kemahasiswaan.

Kemudian sekitar 1990 Kalimalang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat perayaan dan lomba-lomba pada acara Agustusan terutama sekali yang popular hingga saat ini lomba panjat pinang. Bahkan pada tahun 2002 Kalimalang dijadikan Calender Of Event Pariwisata Kotamadya Jakarta Timur. (laporan: harun).        

 

 

Menyambut Hari Anak Nasional 2003:

Perlindungan Anak: Retorika Atau Pemberdayaan Kemanusiaan

 

Jakarta, Otonominews,- Genderang perayaan peringatan hari anak nasional seolah tak bisa dilupakan, setiap 23 Juli anak-anak dijadikan jualan paling laris untuk menyentuh perasaan kemanuasiaan kita. Pada hari anak nasional ke-19 tersebut dipusatkan di Dunia Fantasi (Dufan) Taman Impian Jaya Ancol-Tanjung Priok Jakarta Utara. Tak pelak lagi, Presiden Megawati Sukarno Puteri memberikan penghargaan bagi sejumlah anak yang berprestasi saat acara puncak HAN 23 Juli 2003.

 

Menurut Ketua Acara Puncak HAN 2003, Seto Mulyadi,  HAN kali ini bertema "Dengarlah Suara Kami Sebagai Penerus Masa Depan Bangsa." Pekerja dan pemerhati pada dunia anak ini juga mengatakan bahwa peringatan HAN yang dilaksanakan saat ini sangat tepat karena sesuai dengan amanat UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. "Saya bergembira karena acara ini dihadiri tak kurang dari sepuluh ribu anak Indonesia baik dari jabotabek maupun dari forum anak berbagai propinsi,"papar Seto saat memberikan sambutan    

 

Yang penting dalam menyambut HAN itu sebenarnya bukanlah seremonialnya belaka, tetapi sebagai bangsa yang punya nurani adalah perubahan. Perubahan bagi nasib anak-anak bangsa yang kini tertinggal, miskin, bodoh, tak berpendidikan, korban eksploitasi seks, korban narkoba, korban kekerasan, anak terlantar, anak jalanan, pekerja dibawah umur, serta sederet problem anak bangsa kita yang berada di zone terlarang dan sangat membahayakan masa depannya.

 

Bersyukurlah para petinggi negeri ini mau meluangkan waktunya untuk memikirkan dan peduli terhadapnya. Sebab, pada acara puncak HAN 2003 tersebut tampak hadir selain Presiden  juga ada beberapa jumlah Menteri dari kabinet gotong royong, Ketua Komisi VII DPR dan Gubernur DKI.  Pada hari itu mereka terfokus dan tercurah perasaan fisik dan psikisnya pada nasib anak-anak Indonesia. Baik anak-anak yang memang papa dan malang tapi juga anak-anak terlantar secara batin dan moralitasnya.

 

Sejumlah pekerjaan kongkrit hendak diagendakan lewat program-program aksi oleh pemerintah, seperti dipidatokan oleh Sri Rijeki mewakili Presiden Megawati misalnya:  pemberian akte kelahiran gratis bagi anak-anak Indonesia,  kampanye zone anti eksploitasi seksual atau pekerja seks komersial (PSK)  khususnya di Batam dan Bali, Pendidikan anak dini usia, serta penanganan anak di daerah konflik.  Anak bangsa yang menyandang masalah, jelas tidak bisa diandalkan untuk pemimpin di masa depan. Karena itu sangatlah tepat kalau program pemerintah tak hanya menjanjikan harapan semata-mata, atau hanya pelipur lara bagi mereka, akan tetapi bagaimana perubahan bagi mereka benar-benar dirasakan.

 

Persoalannya memang tak sesederhana yang kita bicarakan bahkan dilematis, kenapa? Karena bagaikan lingkaran setan yang melilit mereka dan perhatian kita tertuju pada anak dini usia  (0-18 tahun) sesuai laporan angka dari UNDP. Bahkan,  menurut sensus penduduk tahun 2000 mereka yang tergolong usia tersebut  sekitar 30, 66 persen (78,4 juta jiwa) dari seluruh total jumlah penduduk 205 juta. Tapi biarlah kita tinggalkan angka-angka itu, namun yang sangat perlu kita kaji adalah bagaimana menghilangkan lingkaran setan yang sekarang melilit  leher mereka.

 

Sebenarnya anak-anak bangsa saat peringatan itu akan mendengarkan langsung sambutan Sang Presiden Megawati Sukarno Puteri tapi ternyata hanya dibacakan oleh  Meneg Pemberdayaan Perempuan, Sri Ridjeki,  sehingga suasana batin dari nasihat sang ibu negara kepada anak-anak bangsanya sendiri kurang begitu terasa. Meski seribu anak yang ada di Panggung Maksima Dufan itu sesekali menyanyikan lagu-lagu pujian buat sang Presiden dan Suaminya Taufik Kiemas. Apa lagunya? Kira-kira begini, "Ibu Mega Siapa yang Punya 3X, Yang Punya Anak Indonesia,  kemudian dilanjutkan dengan: Bapak Taufik Siapa Yang Punya 3X Yang Punya Anak Indonesia."    

 

Kembali ke lingkaran setan diatas, terbukti bahwa nasib anak-anak itu sesungguhnya tergantung dari orang tuanya. Namun menjadi sangat kuat lilitannya ketika persoalan kesejahteraan dan perlindungan anak terkait dengan nasib orang  tuanya. Seolah orang tua mereka tak memiliki bahkan tak ada rasa tanggung jawab menghidupi dan memberi harapan kesejahteraan dan pendidikan bagi anak-anaknya karena terbentur masalah kemiskinan yang kasat mata menimpa mereka.

 

Akibat kemiskinan orang tuanya itu maka mereka tak bisa memberikan kecukupan sandang pangan, papan, kesehatan dan pendidikan, termasuk juga hiburan dan rekreasi. Jika anak mereka kemudian terlantar, tak terdidik, jadi pekerja, dll, itu hanyalah akibat dari lingkaran setan tadi. Sehingga anak-anak menjadi bahan pemikiran dan tanggung jawab sosial pihak lain. Bahkan, bisa juga menjadi komoditas pihak tertentu untuk kepentingan politik, retorika dan mungkin popularitas. 

 

Padahal baik pemerintah, LSM maupun masyarakat adalah termasuk pihak lain yang mencoba menawarkan solusinya mengangkat harkat, martabat serta membagi rasa cinta dan kasih sayangnya bagi mereka. Ketulusan pihak lain selain kedua orang tua mereka  memberikan solusi dalam kehidupannya sebenarnya sangat mulia sebagai sesama warga bangsa. Tapi menjadi absurd jika perayaan yang menghabiskan dana jutaan mungkin ratusan juta atau bahkan miliaran rupiah dan diadakan di tempat rekreasi cukup bergengsi di ibu kota itu tidak banyak menyentuh sedikitpun perubahan nasib anak-anak bangsa.

 

Yang membikin ketidakpuasan kita barangkali karena perayaan HAN ini sudah berlangsung 19 kali. Solusi untuk memanusiakan mereka dengan berbagai tema yang diberikan oleh pemerintah bersama para sponsornya ternyata  masih akan diimplimentasikan  di masa yang akan datang.  Mungkin sekarang,  yang paling substansial adalah bantuan konkrit dari pihak negara kepada anak-anak bangsa yang menyandang masalah sosial secara kongkrit, solutif, lewat lembaga-lembaga yang bisa dipertanggung jawabkan  kredibelitasnya. Bantuan tak hanya retorika pelipur lara tapi betul-betul pemberdayaan, perubahan dan kesejahteraan lahir batin bagi anak-anak kita. (M. Harun).     

 

 

 

Garden with Benches

Sudah 130 Tahun  Hu Qing Yu Tang  Menyembuhkan Aneka Penyakit

 

Jakarta, Otonominews,- Mungkin ada benarnya kalau seorang Nabi Muhammad mengatakan tuntutlah ilmu sampai ke negeri China. Terbukti memang negara yang dulu disebut Tiongkok ini menghasilkan peninggalan dan warisan obat-obatan yang berkhasiat tinggi. Hu Qing Yu Tang adalah nama klinik sekaligus merek paten obat-obatan Tiongkok yang hingga kini telah berusia sekitar 130 tahun.Obat tradisional Tiongkok dan sebagian besar atau sekitar 500 jenis bahan baku terdiri dari jenis herbal.

 

Klinik Hu Qing Yu Tang memiliki bangunan terletak di atas kaki gunung Whu Shan Dan  sampai saat ini  sudah meracik obat-obatan dalam bentuk pil, tablet, serbuk dan odol. Setiap tahunnya memproduksi 13 tipe dengan 200 jenis obat. Baru kali ini produk kesehatan berupa obat-obatan Tiongkok muncul kembali, padahal akhir-akhir ini masalah kasus obat palsu lagi menghangat di tanah air.   

 

Demikian compani profil Produk kesehatan Hu Qing Yu Tang yang telah diluncurkan oleh PT. Hu Qing Yu Tang Chinese Medicine (Indonesia) pada 23 Juni 2003 di Hotel Boorobudur Jakarta. Karena sudah popular nama klinik tersebut, maka  di Tiongkok ada pepatah yang menyatakan:Di utara ada Tong Ren Tang,  di Selataan ada Qing Yu Tang.  Ini sebenarnya menunjukkan bahwa gedung kuno yang megah itu  tak lain dan tak bukan adalah gedung klinik yang ada di sebelah utara gunung Wu Shan, dan gedung ini mendapat sebutan "Raja obat selatan Klinik Hu Qing Yu Tang."

 

Ramuan tersebut dimasak dalam suatu Klinik yang diberi nama Klinik Hu Qing Yu Tang sama persis dengan nama merk dagang yang sudah dipatenkan. Hu Quing Yu Tang sebuah trade merk dan didirikan oleh seorang pejabat dan pedagang terkenal pada dinasti Qing bernama Hu Xue Yan. Sebuah klinik yang awal berdirinya dilakukan demi pengobatan bagi masyarakat tidak mampu.dan dilaksanakan dengan promosi yang lurus alias jujur dan tak ada unsure penipuan. Sehingga jangan heran kalau klinik tersebut ada papan pengumuman yang terletak di tengah atap  dan diruang dagang.

 

Dari papan itu nampak bermacam-macam tulisan diantaranya seperti; Shi Nai Reng Su (Membantu orang  susah dan mengumpul amal), Zheng Bu Er Jia ( Menggunakan Bahan asli dengan harga sesuai), juga ada tulisan Jie Qi ( Seluruh Perdagangan dilarang menipu). Sehingga kualitas obat (Chi Xue)  Hu Qing Yu Tang dan cara kerjanya yang jujur maka ia mendapatkan penghargaan dari Pemerintah RRC,  dan seluruh obat produk Hu Qing  Yu Tang telah mendapat sertiifikat dari pemerintah RRC. Bahkan, Hu Qing Yu Tang telah dinobatkan sebagai perusahaan dengan teknologi tinggi oleh Propinsi Zhejiang, bagian dari Tiongkok.

 

Klinik Hu Qing Yu Tang memiliki bangunan terletak di atas kaki gunung Whu San, sampai saat ini  meracik obat-obatan dalam bentuk pil, tablet, serbuk dan odol. Setiap tahunnya mmemproduksi 13 tipe dengan 200 jenis obat.  Cara peracikannya adalah dengan system digital dan mesin otomatis. Setelah obat itu jadi maka harus melewati prosedur pemerikasaan  cukup ketat oleh LPOM yang ada di Indonesia. Menurut data yang ada tak kurang dari 20 macam obat sudah mendapatkan ijin. Antaranya, Qing Chun Bao, Wei Fu Chun Pien, Beauty Capsule Omset penjualan  pertahun melebihi delapan puluh juta dollar US.

 

Berbagai penyakit bisa disembuhkan seperti masalah gangguan seksual, liver, ginjal tumor, asma, tidak bisa hamil, rematik, amandel dan sebagainya. Selain itu, Hu Qing Yu Tang  saat ini juga memberi tugas kepada dua orang tabib, untuk bangsa Indonesia yaitu: Prof. Dr. Wang Jiann Mingrof. Dr. MA Hao, mereka adalah Sin. Mereka  sebagai dokter ahli yang langsung berhubungan dengan  masalah pengobatan. Sementara itu bangunan klinik  Hu Qing Yu Tang diselesaikan pembangunannya   pada 1874.

Selamat atas grand opening Hu Qing Yu Tang . (M. Harun).

 

 

 

 

 

                    

Ornamental piece with gold figures

Plaza Indonesia Punya Patung Racana Rupa

 

Jakarta, Otonominews,- Plaza Indonesia sebagai pusat belanja papan atas atau Shopping Center yang populer dengan "Sogo-nya" itu ternyata belum puas berbenah diri. Wujud dari Plaza sebagai tempat transit manusia metropolitan dari berbagai penjuru. Kini di usianya  yang ke-13 tahun sebelah selatan pintu masuk Plaza Indonesia dipasang sebuah patung yang diberi nama Racana Rupa.

 

Patung hasil karya Nyoman Nuarta, diresmikan pada 5 Juni 2003 oleh Menteri Pariwisata dan Budaya, I Gede Ardika yang di dampingi Direktur Utama PT Paza Indonesia, Rosano Barack, As. Gubernur DKI bid. Keuangan serta artis film, Christin Hakim.

 

Peresmian ini adalah sebagai wujud partisipasi seni dan pariwisata khususnya menyambut HUT kota Jakarta ke-476. Patung yang terbuat dari tembaga dengan finishing yang alami itu menyerupai bentuk manusia yang sedang mengangkat tangannya ke atas dan kedepan. Sementara di bagian bawah patung itu terdapat aliran air yang terus mengalir deras namun teratur ke posisi bawah.

 

Menurut  sang perupanya, Racana Rupa sebagai tema mepunyai arti gaya gubahan rupa yang menegaskan  tentang hubungan  rupa dan makna yang ada di dalamnya. Komposisi figur-figur tersebut menampakkan irama yang terkesan ritmis, harmonis dalam suatu keanekaragaman." Ini terjalin dalam upaya mencari harmoni sehingga racana rupa ingin menyampaikan perbedaan-perbedaan dari perpaduan kehidupan yang indah di masa depan,"kata perupa asal pulau Bali tersebut yang ditulis lewat siaran persnya.

 

Selain peresmian patung Racana Rupa, Plaza Indonesia juga menggelar pameran hasil karya seni dan kerajinan Indonesia yang diberi tema Art In The City.  Pameran ini mengangkat hasil produksi seni kerajinan Indonesia dan berlangsung hingga 30 Juni 2003 di seputar lokasi dalam Plaza Indonesia.

 

Plaza Indonesia tak berhenti sampai disitu dalam meraih pesatnya pengunjung, namun ternyata terus menemukan gagasan kreatif dengan memperindah penampilannya. Menurut panitia lewat siaran persnya menyampaikan, bahwa  di sekitar Plaza Indonesia juga akan dibangun sebuah gedung entertaimernt  Xenter berlantai 4. 

 

Di dalam gedung tersebut, tambahnya, akan diberi fasilitas hiburan secara lengkap dengan olah raga bowling Alley, bioskop serta aneka café dengan konsep yang berbeda. Rencana persmiannya, sambung panitia sekitar akhir tahun 2003. Yang jelas sekarang,  Plaza Indonesia punya Patung yang diberi nama Racana Rupa. Selamat atas persmiannya. (m. harun).          

Volley Ball

yoto.jpg
Mas Maryoto Lagi Rileks

Profil Singkat Drs. H. Sumaryoto

 

Nama                                : Drs. H. R. Sumaryoto

Tempat/Tanggal Lahir  : Wonogiri, 8 Juni 1946

Status                              : Kawin, 3 orang anak

Jabatan                           : Ketua Komisi IV DPR-RI

                                         

Pengalaman Organisasi Sepak Bola:

1980-Sekarang                                                 Pendiri PS. Gajah  

                                                                           Mungkur Wonogiri 

1982-1987             Ketua Komisi Anggaran PSSI Pusat

1987-1991             Komda PSSI Jawa Tengah

1991-1994             Wakil Sekretaris Umum PSSI Pusat

1994-1998             Ketua Bidang Organisasi  PSSI Pusat

2000-2004             Ketua Pengda PSSI Jawa Tengah

 

Sejak 1981 Sumaryoto terus berkarya dengan program dan kegiatan sepak bola yang bisa kita andalkan dan teladani, terutama dimulai dari daerah dimana ia harus mengembangkan konsep intensifikasi pembinaan dari bawah.

 

Sehingga tak heran sejak tahun 2000 sampai sekarang konsep tersebut digunakan di Jawa tengah namun Persijap telah berhasil menyabet kejuaraan nasional Piala Suratin. Begitu juga keberhasilan Tim U-14  th. Jawa Tengah mewakili Indonesia dalam invitasi sepak bola se-Asia di Bangkok Thailand.  (M.Harun).

 

syamsidar.jpg
Dra. Hj. Syamsidar Siregar

Komisi E Fraksi PAN DPRD DKI, Dra. Hj. Syamsidar Siregar:

Perda Kepariwisataan Lindungi Konsumen dan Pengusaha  

 

Jakarta, Otonominews,- Pengusaha dan konsumen makanan dan minuman bagi restoran, rumah makan dan hotel di DKI sedikit bisa bernafas lega. Apa pasal? Karena di dewan kini sedang digodok perda tentang kepariwisataan. Hal ini sesungguhnya untuk melindungi konsumen dan pengusaha dari makanan/minuman yang tidak jelas halal dan haramnya.

 

Demikian diungkapkan anggota komisi E DPRD DKI, Dra. Hj. Syamsidar Siregar kepada Otonominews saat peluncuran buku Mengangkat  Harkat dan Martabat Bangsa Karya AM. Fatwa di Hotel Indonesia (3/6/2003).

 

Menurutnya, draft perda tentang kepariwisataan di DKI sudah dibahas di DPRD. Latar belakang kenapa perda ini harus ada, kata anggota dewan dari fraksi PAN ini,   karena kebanyakan rumah makan, restoran dan hotel di Jakarta konsumennya Muslim.

 

"Jadi kita berharap agar perda kepariwisataan ini bisa diketahui oleh masyarakat DKI secara jelas, mana rumah makan, restoran dan hotel yang mejamin kehalalan dari makanan dan minuman yang disajikan bagi masyarakat,"tegasnya dengan mengingatkan kita bahwa pencantuman label halal secara jelas bertujuan agar konsumen tidak ragu-ragu apa itu makanan/minuman haram atau halal.

 

"Inti persoalan yang saya usulkan di perda itu antaranya: adanya kejelasan makanan/minuman mana yang halal dan yang haram, dan juga selama ini turis-turis yang datang ke Jakarta sebagai kota metropolitan perlu ditertibkan kembali dengan perda kepariwisataan,"ujar Ketua DPD PAN Jakarta Pusat ini.

 

"Saya juga mengusulkan kepada pemerintah pusat lewat UU. No. 34 Th. 2000 tentang perda bagi orang asing perlu ada. Sehingga setiap turis atau pelancong yang masuk ke Jakarta statusnya jelas, dengan begitu ada konsekuensi dan tanggung jawab bagi kita untuk mempromosikan  Jakarta sebagai pusat wisata dunia,"tambah anggota komisi yang membwahi pendidikan, kepemudaan dan kebudayaan.

 

Sekarang di DPRD memang ada dua perda yang sedang digodok, yaitu perda tentang kepariwisataan serta catatan sipil dan kependudukan. Khusus untuk label halal  bagi restoran hotel dan rumah makan, sambung Syamsidar, harus benar-benar murni lewat pengujian  dari dinas kesehatan, dan LPOM-MUI, sehingga kehalalannya bukan karena paksaaan, tapi melalui koordinasi yang resmi.

 

"Ini adalah tugas dari pengusaha restoran, rumah makan dan hotel untuk mencantumkan apakah tempat usahananya itu sudah ada label halal atau belum. Kami berharap dengan adanya perda kepariwisataan nanti , maka kehalalanya harus kaffah bukan halal-halalan, karena mayoritas masyarakat DKI adalah Muslim,"tegas anggota dewan berjilbab ini mantap.

 

Perda kepariwisataan tersebut juga dapat memberi rambu-rambu  bagi para turis yang masuk ke Jakarta, jadi mereka tak seenaknya datang ke Jakarta tanpa aturan yang jelas, karena kalau tidak, budaya atau adat Indonesia, khusunya Betawi bisa bisa terpengaruh oleh budaya asing.  Namun disisi lain ada dampak positif  turisme datang ke Jakarta karena merupakan sumber devisa dari distribusi kepariwisataan bagi pendapatan asli daerah (PAD) DKI.  Karenanya,  promosi Kota Jakarta sebagai objek wisata dunia harus terus digalakkan. (M. Harun).

 

merpat.jpg
Lambang Merpati Putih

13 Pengurus Merpati Putih Pecahkan Rekor Dunia

Mengendarai Mobil dan Motor Dengan Mata Tertutup

Jakarta, Otonominews,- Sebanyak 13 orang atlit dari perguruan Pencak Silat Bela Diri Tangan Kosong (Betako) Merpati Putih kemarin (18/5/2003) menunjukkan kebolehannya yakni mengendarai mobil dengan mata tertutup. Para atlit pengurus Merpati Putih itu terdiri dari 5 orang menggunakan mobil dan 7 orang menggunakan sepeda motor, serta satu orang Tunanetra.

Mereka dilepas dari Istana Bogor oleh Taufiq Kiemas, Suami Presiden Megawati Sukarno Puteri tepat pukul 0.8.00 pagi dan tiba di Jakarta tepat pukul 11.00 siang. Keempat belas atlit tersebut disambut hangat oleh Gubernur DKI, Sutiyoso di Balai Kota. Tampak menyambut selain Gubernur juga ada Kapolda, Makbul Padmanegara, dan Ketua DPRD DKI, H. Agung Imam Sumanto.

Rute-rute yang dilewati rombongan sang pemecah rekor tersebut dari Jalan Raya Bogor, Cibinong, Depok, Cisalak, Cibubur, Cijantung, Kramat Jati, Cawang, Jl. MT Haryono, Gatot Subroto, Semanggi, Sudirman dan MH Tamrin dan berakhir di Balai Kota. Menurut pemantau dari panitia ternyata kecepatan mereka mengendarai kendaraan antara 60-80 kilometer perjam.

H. Agung Imam Soemanto, SIP selaku Ketua Umum PPS Betako Merpati Putih mengatakan kemampuan atlit atlit mengendarai kendaran bermotor dengan mata tertutup sebenarnya dihasilkan dari pelatihan olah nafas.

"Kemampuan ini juga dapat memecahkan benda keras seta dapat mendeteksi keberadaan berbagai macam benda termasuk benda yang tersembunyi seperti radiasi nuklir,"jelas Ketua DPRD DKI dari PDIP ini seraya menyebut bahwa ilmu Merpati Putih yang dimaksud dikenal dengan ilmu getaran.   

Menurut Ketua Umum Museum Rekor Indonesia(MURI), Jaya Suprana atas kesuksesan dan prestasi ketiga belas atlit Merpati Putih tersebut bahwa setelah menyaksikan sendiri secara langsung bahwa kemampuan mereka memang luar biasa.

"Dan kami berani mempertanggungjawabkan apa yang mereka lakukan itu adalah benar-benar syah tanpa rekayasa,"papar Bos produksi Jamu Jago ini sembari mengatakan secara resmi rekor Merpati Putih tersebut bukan hanya rekor nasional tapi rekor dunia.

Pada akhir acara Jaya Suprana dari MURI langsung memberikan sertifikat kepada Ketua Umum  PPS Betako Merpati Putih, H. Agung Imam Soemanto sebagai tanda bahwa Merpati Putih pemecah rekor dan tercatat secara resmi di Museum Rekor Indonesia (MURI). 

Menurut panitia pelaksana dan sekretaris Perguruan Merpati Putih, Edi Atmanto bahwa kegiatan ini diadakan dalam rangka Hari Ulang Tahun Ikatan Pencak Silat Indonesia ke-55, HUT Kota Bogor ke- 521 serta Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas 20 Mei 2003). Acara pemecah rekor ini juga dimeriahkan oleh hiburan dangdut dengan menghadirkan artis terkenal, Ikke Nurjanah (Si Terlena)  dan Cici Faramida (Si Wulan Merindu).  Laporan: M. Harun  

 

      

Bakesranas Dukung RUU Anti Pornografi

Jakarta, Otonominews,-Tanggapan terhadap pentingnya masalah ponografi dan pornoaksi diberi payung undang-umdang ternyata bukan hanya datang dari ulama atau ormas islam, tapi juga datang dari lembaga yang bergerak dalam sosial di lapangan Badan Kesejahteraan Rakyat Nasional (Bakesranas). Lembaga yang berdiri tahun 1999 menghimpun tak kurang dari 114 LSM di sekitar Jakarta, Banten, Jabar dan Lampung.

Berikut ini bincang-bincang Otonominews bersama Mantan Kadis Bintal DKI dan Ketua Umum Bakesranas, Muhammad Intan Peringatan di Parkir Timur Senayan-Gelora Bung Karno (13/5/2003) sebalum berangkat aksi unjuk rasa ke beberapa stasiun telivisi di Jakarta.

Apa pendapat anda tentang kaitan pornografi dengan kaum dhu'afa?

Pola hidup dan berpikir orang miskin sangat riskan, sebab mereka sudah miskin harta, miskin mentalnya. Itu lebih bahaya, bahkan cenderung mereka  cepat menjadi pelacur, atau preman dan lebih bahaya lagi dari masyarakat biasa. Inilah bahayanya kaum dhuafa.Bagi saya yang penting bagaimana menggalang mereka dengan system pendekatan pendidikan. Mereka kita berikan pendidikan lewat sekolah atau luar sekolah, begitu juga orang tuanya kita berikan keterampilan. Kita juga harus mendirikan Majelis-majelis Taklim ataupun Musholla.

Apa pendapat anda tentang gagasan lahirnya RUU anti pornografi?

Peranan Bakesranas (Badan Kesejahteraan Rakyat Nasional) untuk merumuskan konsep-konsep anti pornografi sangat penting sebab kita harus benar-benar melaksanakan konsep tentang anti pornografi itu. Terutama prioritas pada rakyat miskin. Dan kemiskinan betul-betul harus kita hilangkan.

Apa langkah kokrit untuk menghilangkan pornografi, khususnya di lapisan orang miskin?

Kita berikan mereka informasi bahwa pornografi itu dari segi agama benar-benar melanggar baik quran maupun hadist serta norma-norma kemanusiaan. Tidak pantas, karena mereka sudah melanggar Allah, Nabi dan melanggar kebudayaan, baik kebudayaan Islam maupun kebudayaan Indonesia.

Dalam konteks kebudayaan Indonesia selain pornografi itu memang haram menurut agama, atau merusak mental, maka apa peranan Bakesranas dalam penyususnan RUU anti pornografi  itu?

Kita inginkan dalam RUU itu nantinya bisa mengcover  semua masalah pornografi dan ini sebagai pegangan atau acuan untuk agar diikuti semua lapisan masyarakat. Juga supaya didasarkan pada kalam ilahi dan kebudayaan Indonesia yang sifatnya sangat bagus itu. Tapi dengan meraja lelanya pornografi sebenarnya kita dikotori olehnya. Dan efeknya jelas merusak mental masyarakat. 

Pendapat anda tentang orang fakir itu dekat dengan kekufuran, terutama dalam kaitannya dengan RUU anti pornografi ?

Agar kita memiliki dasar hukum bagimana memberikan penyuluhan kepada orang miskin apalagi pemerintah yang paling bertanggumg jawab atas persoalan sosial masyarakatnya agar menjadi masyarakat yang baik dan sehat. Termasuk juga lembaga-lembaga sosial.

Menurut data di Bakesranas sebenarnya berapa jumlah orang miskin, anak jalanan dan penyandang masalah sosial lainnya di DKI ?

Kalau secara umum data tersebut ada di Depsos / Departemen Sosial, tapi untu anak jalanan dan orang miskin tak kurang dari 12 ribu orang di DKI. Sedangkan jumlah orang miskin/Dhuafa di Indonesia tak kurang dari 30 juta.

Bagaiamana Cara kerja dari Bakesranas untuk mengatasi kaum dhuafa di Indonesia, khususnya di DKI?

Anggota Bakesranas terdiri dari Yayasan atau LSM-LSM, kemudian mereka kami undang dengan penjelasan bahwa program-program pemerintah sekarang itu seperti apa. Ini kami lakuakan karena Bakesranas sebagai pusat informasi atau pembina sekaligus konssulting  bagi LSM-LSM. Sehingga yang kita harapkan LSM-LSM itu tak lagi mengharapkan bantuan terus-terusan dalam beraktifitas tapi perlu adanya usaha mandiri.

Rupanya bangsa dan masyarakat kita ini tambah lama jumlah para penyandang masalah sosial, baik yang jadi pengemis, gelandangan dan anak jalanan semakin banyak, bagaimana agar jumlah tersebut bias berkurang?

Inilah yang menjadi keresahan kami, termasuk keresahan kita semua yamg punya hatinurani. Makanya kita mari merubah pendekatan dakwah kita dari hanya pidato atau ceramah dengan pendekatan yang lebih banyak berbuat untuk mereka. Terus terang saya ini sudah lebih dari 20 tahun melaksanakan pendekatan ini. Kalau ada pihak yang mau dan berminat menengok cara kerja saya silakan jumpa dengan saya, akan saya bawa ke tempat-tempat dimana sesungguhnya orang dhuafa itu yang harus dijadikan sasaran bantuan dan dakwah kita. (lap. M. Harun).   

 

     

 

Wawancara Bersama Inda. C Noerhadi, MA Tentang :

Pameran Tubuh-Tubuh Terbayang

Jakarta Otonominews,- Tubuh-tubuh Terbayang  menjadi tema pokok di pameran seni rupa, patung,  lukisan serta fotografi, merupakan suguhan karya seni dari 12 perupa dalam dan luar negeri. Para perupa dan pelukis antaranya, Hendro Tjokro Dipo M S, Antonius Kho &Aryk, Betty Huwae, Saraswati Dewi Djumaryo dan lain-lainnya. Pameran tersebut berlangsung pada 8-31 Mei 2003 tersebut di Cemara 6 Galeri Jl. Coroaminoto Jakarta Pusat dan terbuka untuk umum.

Berikut ini perbincangan Otonominews dengan Direktur Cemara 6 Galeri, Inda C Noerhadi, MA  

Apa dan Kenapa dalam karya seni rupa atau lukis di pameran ini yang ditonjolkan adalah tubuh wanita telanjang?

Sebetulnya memang ada kontroversi dalam tubuh wanita, sebab memberikan berbagai  makna simbolik tentang sikap dan gerak tubuh apakah dia saat menari, berdiri atau ia sedang diam. Ini semua memberi makna tersendiri. Dalam sejarahnya memang banyak sekali kaitannya dengan peradaban masa lalu, dimana fungsi tubuh yang gemuk atau gendut diidentikkan dengan kesuburan atau kemakmuran atau bisa berarti kekayaan.

Tapi, pada waktu itu memang semua itu menjadi simbol-simbol dewa-dewa atau dewi-dewi. Kemudian dengan berjalannya waktu  maka makna tubuh itu semakin pesat berkembang dari mulai tubuh manusia tanpa pakaian, tanpa atribut, tanpa segala macam perangkat yang akhirnya semua itu  menjadi satu simbol-simbol yang sifatnya universal.

Dengan begini misalnya tubuh laki-laki yang selalu  digambarkan dengan otot-otot yang kuat sehingga terkesan atletis. Kita bisa melihat seperti karya patung Romawi, atau Yunani, walaupun kedua kebudayan itu berbeda namun bisa dilihat masing-masing dengan menampilkan pesan tersendiri.

Apa makna  simbolik dari 12 perupa  yang diberi tema tubuh-tubuh terbayang dalam pameran kali ini?

Dari karya 12 perupa pada pameran kali ini , bisa kita lihat dari kekayaan imajinasi para perupa yang menggambarkan tubuh-tubuh terbayang dengan caranya yang berlainan sehingga karakter masing-masing perupa semakin terangkat dengan medium yang berbeda, ada patung, ada max media, ada lukisan dll.

Tapi kenapa gambar dalam seni rupa atau lukisan di pameran ini hanya monoton dengan menampakkan bagian sisi depan wanita tanpa busana? 

Sebenarnya,  memang dari sini kita juga melihat banyak bermunculan tubuh-tubuh terutama yang menjadi objek tapi bukan tubuh yang sengaja dieksploitasi sedemikian rupa sehingga yang muncul seksualitas dan yang sangat jauh dari itu. Tapi disini justru bagaimana perupa bisa menstrukturkan  atau mengkontruksikan  semua bayangan dia mengenai tubuh. Bayangan bayangan dia tentang sikap dan gerak.

Semua itu dipadu sehingga menghasilkan kekayaan yang kita lihat dalam pameran ini. Itu saya pikir,  baik perupa laki maupun perempuan akhirnya mempunyai kekhususan tersendiri. Berangkat dari titik tolak tubuh-tubuh terbayang ini,  sebenarnya mereka mempunyai imajinasi. Ini mengingatkan kita kepada banyaknya pelecehan dan kekerasan akhir-akhir ini terhadap tubuh perempuan.

Apa itu bukan berarti eksploitasi  terhadap tubuh perempuan?

Semua ekspresi berkesenian itu terutama adalah kebebasan. Bagaimana perupa mengekspresikan atau mengeksploitasikan gagasan atau apapun konsep yang ada dalam pikirannya. Jadi karena lukisan yang sifatnya frontal atau vulgar itu  tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Karya Mochtar Apin, misalnya, sekilas menurut awam tampak pornografi tapi dari sisi lain ia adalah seorang perupa dan latar belakang perupanya juga sangat penting dipahami. Ia seorang pelopor grafis sehingga perjalanan masa kreativitasnya bisa menemukan  serta mengidolakan semacam  satu komposisi yang sifatnya sangat personal.

Selain sangat personal, maka latar belakang pelukis atau perupanya sangat berperanan mencerminkan hasil karyanya?

Betul,  sebab disini background perupa juga sangat berperan menggambarkan hasil karyanya. Terutama wawasan perupanya bagaimana menstrukturkan karyanya sampai kedalam medium yang ia gunakan. Karena itu, tak  mungkin satu lukisan sama dengan lukisan lainnya apalagi dari 12 pelukis atau perupa tersebut.

Apa hasil karya perupa atau pelukis ini ada dampaknya terhadap pendidikan moral masyarakat karena memperlihatkan kevulgaran dan kefrontalan tubuh wanita? 

Saya rasa pertama-tama kita mesti melihat bahwa satu karya seni adalah suatu proses kreativitas seorang seniman apapun bentuknya,  termasuk misalnya lukisan wanita tanpa busana. Itu sebetulnya bisa banyak dipelajari oleh mahasiswa kedokteran UI khususnya dari segi anatominya. Kami juga banyak dikunjungi oleh mereka untuk tujuan belajar tentang sikap tubuh dan sebagainya yang bisa dipresentasikan lewat lukisan. Karena itu mudah ditangkap dan  ditampilkan dalam wujud yang bersifat artistik.

Untuk publik apa sama kepentingannya dengan para mahasiswa kedokteran?

Justru untuk publik merupakan bentuk sosialisasi,  bentuk seni rupa apapun kepada masyarakat luas karena  komunitas seni rupa sangat kecil sekali sehingga melalui seni rupa inilah salah satu edukasi masyarakat bisa disalurkan. Jadi tanpa dibatasi kepada komunitas apapun.

Apa makna edukasi dari seni rupa dalam konteks pameran ini?

Saya melihat masyarakat di Barat pendidikan seni dimulai sejak tingkat Sekolah Dasar. Sedangkan masyarakat kita baru belakangan ini muncul banyak peminat seni rupa atau lukisan, mungkin juga karena ada faktor ekonomi dan status sosial.

Tapi kebudayaan Indonesia kita kan kaya akan makna dan apakah tak akan terjadi benturan dengan kebudayaan barat? 

Saya pikir kebudayaan barat yang datang ke kita tentu sudah ada akulturasi kebudayaan, dimana tentu mengalami suatu proses  sampai bisa diterima atau tidak bisa diterimanya oleh bangsa kita. Maka dengan adanya akulturasi ini percampuran budaya ini yang membuat kita semakin kaya, karena identitas pribadi (kultural) kita tetap muncul. Seperti karya Antonius Kho,  yang menggunakan medium kayu, namun karakter tradisi kita tetap luar. Begitu juga ada beberapa seniman kita yang tetap dengan karakter Indonesia (budaya Indonesia) yang tak pernah bisa hilang,  karena akar budayanya memang  dari Indonesia.

Apa contoh dari karakter seni rupa atau seni lukis Indonesia itu ?

Kita bisa lihat misalnya karya Antonius  Kho yang banyak bermukim di Bali, disini ada kolaborasi  dengan luar tapi tetap khas ukiran, atau pahatan kayu  sehingga yang dimunculkan disini itu tetap mencerminkan Indonesia. Begitu juga dalam karya seniman lainnya, sehingga pada pameran ini bisa dikatakan perpaduan atau akulturasi.

Sebab disinipun ada karya dari pelukis Austria, ada fotografi dari Belanda dll. Bahkan,  kami menganggap orang baratpun masih banyak mengambil unsur-unsur budaya dari kita. Karenanya proses kretifitas kita jangan terbelenggu oleh hal-hal antara barat dan timur, karena kita tetap universal.      

Asalkan tidak menghawatirkan moralitas bangsa kita?

Saya rasa jika bicara moralitas tidak dari karya seni rupa, sebab karya seni rupa adalah sesuatu ekspresi yang sifatnya dalam bentuk seni rupa. Jadi kalau dikaitkan dengan moral saya rasa itu sangat jauh. Mungkin bisa jadi bisa dikatakan moral pelukisnya atau pelukisnya tak bermoral tapi hasil karyanya kita harus hargai. Kita harus bisa menghargai hasil karya seseorang. (Lap. Wartawan Otonominews).

gunawan.jpg
Ketua IKAL - KSA X Lemhannas, Prof. Dr. Gunawan Sumodiningrat, Mec

 

KSA X Lemhannas Gelar Pameran Lukisan

 

Otonominews,- Bakti social KSA  X Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) diisi dengan Pameran Lukisan.  Gelar pameran  yang berlangsung  14-19 April 2003 di hotel Indonesia tersebut dibuka oleh Ketua Ikatan Alumni (Ikal) KSA X Prof. Dr. Gunawan Sumodiningrat, Mec  dan dikuti oleh  sekitar 16 pelukis dengan nuansa dan aliran lukisan yang berbeda-beda.

 

Menurut Gunawan dalam sambutannya bahwa dampak dari krisis yang berkepanjangan di negeri ini berimplikasi pula pada kondisi masyarakat baik dalam bidang pendidikan maupun kesehatan. "Berbagai sarana dan prasarana pendidikan kita dalam keadaan rusak, juga kesehatan masyarakat kita yang kian menurun akibat lingkungan yang tak layak huni,"kata Gunawan seraya mengingatkan kita untuk selalu mengulurkan tangan bagi  mereka yang  ditimpa kesulitan dan membutuhkan.

 

Ia menambahkan dalam pameran ini diharapkan dapat meringankan saudara-saudara kita  yang mengalami kesulitan baik sarana pendidikan dan kesehatan. "Kami mengajak rekan-rekan untuk bersama-sama turut peduli terhadap keadaan bangsa dan khususnya kepada dunia lukis kita,"tutur Gunawan yang pada acara pameran ini ia menggandeng Yayasan Harumdana  yang diketuai oleh Sismanu.

 

Sementara sebagai penanggung jawab dalam pameran itu Mayor Jenderal TNI TB. Hasanuddin, dan panitia  pelaksana Brijen TNI Ismet Herdy, MBA. Keduanya juga sama sama sebagai alumni Kursus Singkat Angkatan X Lemhannas. Memang kepedulian dan bakti social KSA X ini sangat simpatik karena mengajak peduli kita keluar dari krisis yang berkepanjangan , semoga krisis segera berakhir. (Harun).

mooryati.jpg
B R A Mooryati Soedibyo, S Sos, M Hum (dok.mustika ratu)

 

Buku Busana Keraton Hadiningrat Diluncurkan

Budaya Keraton Bisa Bersaing Dengan Budaya Barat

Jakarta, Otonominews,- Budayawan atau bahkan pejabat negara mengatakan bahwa masalah sebenarnya dari  kebudayaan itu  adalah masalah moral. Entah apa takaran moral yang dimaksud, tapi yang pasti budaya barat saat ini sudah sangat menghawatirkan bagi generasi bangsa kita. Berkaca pada kenyataan ini barangkali sebuah buku berjudul Busana Keraton Surakarta Hadiningrat karya BRA Mooryati Soedibyo, S Sos, M.Hum diluncurkan.

Buku setebal 140 halaman buah karya cucu Susuhunan Pakubuwono X  tersebut diluncurkan pada  (28/4/2003) di hotel Le-Meridien Jakarta. Menurut Mooryati dalam sambutannya, bahwa bukunya menampilkan tak kurang dari 32 aneka ragam busana khas Keraton Surakarta Hadiningrat. "Busana ini menggambarkan identitas dari pemakainya,"jelas keponakan RA Kartini ini seraya membeberkan apa dan bagaimana busana keraton itu sesungguhnya.

Karya-karya yang datang dari keraton  Surakarta memang memiliki kekayaan budaya dan seni sastra, seni tari, termasuk juga seni busana yang sangat tinggi. Menurut Mooryati Soedibyo, penulisan buku tersebut bertujuan agar khalayak bias menikmati terutama generasi muda. Karena busana Keraton ini  banyak mengandung nilai-nilai estetika  serta pesan-pesan moral yang sangat tinggi. Bahasa dan bentuknya melalui lambang-lambang yang ada dan sangat spesifik.

"Buku hasil karya para empu Keraton diterbitkan bukan bermaksud menghidupkan kembali kebudayaan Keraton yang feodal,  tapi karena nilai  karyanya  sangat indah merupakan warisan turun temurun keluarga kerajaan,"ujar Mooryati Soedibyo yang masa hidupnya dibesarkan dalam lingkungan Keraton Surakarta tersebut.

Karena faktor keterbukaan  dan perkembangan jaman, sehingga hal-hal yang mendetail dan bahkan dulu dianggap tabu dalam kehidupan Keraton untuk diketahui oleh publik, sekarang  malah bebas diketahui, juga bebas pula kita memakainya.  Ini tak terlepas karena semakin terbukanya tradisi Keraton untuk dipelajari. Bahkan tak pelak lagi,  Akademi seni dan karwitan bebas mengajarkan seni tari bedoyo dan serimpi yang dulu hanya boleh ditampilkan oleh para bangsawan dan pangeran yang sedang ada hajatan.

Aneka adat busana dengan budaya Keraton menggambarkan usia penggunanya, jabatan, profesi serta kedudukan kebangsawanannya. Yang menarik dan kini dijadikan ciri khas Mustika Ratunya Bu Moor ialah perawatan kesehatan dan kecantikan dengan falsafahnya yang popular "Seni Ngadi Saliro dan Ngadi Busono". Falsafah ini  diambil dari  Keraton.

Buku yang diberi sambutan oleh Menteri Pendidikan Nasional, Malik Fadjar, Menteri Budaya dan pariwisata, I Gede Ardika, Menteri Pemberdayaan perempuan, Sri Redjeki, serta SISKS Pakoe Boweno XII,  dan diterbitkan oleh PT Gramedia sangatlah bagus untuk dijadikan referensi publik khususnya para remaja Indonesia. 

Apalagi dengan gencarnya budaya barat menggrogoti pola pikir dan pribadi masyarakat kita. "Akan banggalah ibu Kartini melihat tradisi Kraton yang ada  sejak Kerajaan Mataram, tak menghambat majunya wanita Indonesia untuk berkarya, tapi  memacu untuk berkarya demi bangsa dan negara, "papar Mooryati Soedibyo dengan kalimat yang agak puitis.  Meski harganya agak mahal, tapi buku ini isinya bisa bersaing dengan buku-buku yang bernuansa budaya barat, teristimewa foto-fotonya yang tampil exclusif. (H).

 

 

 

 

 

    

 

  

Yucca in bloom

BRA Mooryati Soedibyo Promosi Mustika Ratu Lewat IMWU

JAKARTA, OTONOMINEWS,-Pada Kongres ke-3 International Women Moslem Union (IMWU) pada 6-10 April 2003 di Jakarta, Mustika Ratu Group pimpinan BRA Mooryati Soedibyo ikut bagian dan berkesempatan promosi secara langsung kepada tamu-tamu asing  anggota IMWU yang hadir dari 80 negara. Meski promosi saat ini bukan yang pertama, namun moment ini sangat kondusif bagi Mustika Ratu memperluas ekspansi pasarnya.

Selain menggelar pameran produk Mustika Ratu yang dimulai sejak  Kongres dibuka oleh Presiden Megawati Sukarno Puteri, Moeryati Sudibyo sudah mempresentasikan hasil usahanya di depan anggota Badan Kontak Majelis Taklim Nasional (BKMT) di Univ. Islam As-Syafiiyah (6/4) dengan auden 300 orang.

Sesuai siaran pers dari Mustika Ratu, direncanakan pada 9 April 2003 bertempat di Taman Sari Royal Heritage Spa Jl KH Wahid Hasyim 137 Jakarta Pusat,  Moeryati juga akan menyampaikan presentasi di depan tak kurang dari 750 orang tamu International peserta Kongres IMWU.

Inforamasi yang disampaikan Humas Mustika Ratu  kepada Otonominews usai pembukaan Kongres, bahwa presentasi Mustika Ratu mengambil tema: The Holistic Care Philosophy Throughout the Womens Life Cycle . Memang produk yang satu ini tergolong agak ekslusif terutama bagi wanita dengan life style yang biasa-biasa saja. Namun dengan kemajuan yang terus bergerak, maka model perawatan tubuh bagi wanita saat ini juga kian bervariasi.

Menurut Moeryati, produk buatannya tersebut merupakan resep dan rahasia bagi puteri-puteri Keraton yang tempo dulu digunakan untuk merawat tubuhnya agar sehat dan cantik. " Jamu dan Kosmetik dari TSRH dapat merawat tubuh baik dalam maupun luar,"jelasnya sambil memberi contoh produk unggulannya seperti: Slimming Tea, Kaplet susu perut, Local Tea serta kosmetik tradisional lainnya.

Agen Mustika Ratu Di Iran

Moeryati Sudibyo juga mengatakan bahwa sesuai hasil komunikasi dengan berbagai delagasi, maka negara Iran telah menyatakan bersedia menjadi agen/importir dari produk Mustika Ratu di negaranya.

"Dalam waktu dekat ini saya akan diundang ke negara Iran untuk menjelaskan hal perawatan kesehatan dan kecantikan Indonesia dengan ramuan jamu dan kosmetika tradisional,"tutur Founder Mustika Ratu tersebut. Mudah-mudahan negara lainnya juga ikut serta menjadi agen, ya...Bu Moor! (Laporan: Wartawan Otonominews) 

 

 

 

   

 

Ketua Otorita Batam, Ismeth Abdullah: Dicari Publik Relation Indonesia Yang Punya Empati Dan Simpati

Jakarta, Otonominews,- Persoalan krisis yang berkepanjangan di Indonesia kerap sekali dikaitkan dengan peranan publik relation bangsa kita di mata dunia yang  tidak profesional. Bukan itu saja, peran PR ternyata belum dioptimalkan tugasnya dalam segala aspek; politik, ekonomi sosial budaya dan pendidikan dll. Namun praktek PR akan bisa sukses jika kita mampu menjalin empati dan simpati bersama.

Demikian dikatakan Drs. Ismeth Abdullah, Ketua Otorita Batam saat menyampaikan makalahnya di depan seminar tentang Publik Relation dengan topik: Pergeseran paradigma: PR Konvensional Vs  PR Modern di Jakarta (20 / 2).

Menurutnya, PR yang sukses haruslah mampu menarik empati sekaligus simpati publik dengan melakukan 4 tahapan manajerial yaitu; Merumuskan Permasalahan  atau analisis (Whats happening now?), Perencanaan dan pemrograman atau strategi (What should we do and say, and why?), Implementasi program/komunikasi (How and when do we do and say it?), dan evaluasi kinerja program atau Assesment (How did we do?).

Dalam konteks Indonesia dan khusunya Batam, Ismeth mengatakan, peranan PR sangat penting  terutama ketika eksploitasi masyarakat kian besar dengan persmasalahan-permasalahan yang kian komplek.

"Batam dulu memiliki image atau kesan yang  sangat buruk dengan sebutan  kota mesum, tapi kami secara bertahap menghilangkan semua image dan kesan itu sehingga sekarang Batam justru menjadi daya tarik pariwisata terbesar kedua setelah Bali,"tegas Ismeth  sambil berargumen  atas kesuksesan Batam  yang  kini mampu meningkatkan jumlah PMA/investor  dari  sekitar 230  hingga mencapai 615 PMA.

Kondisi Batam saat ini, tambah Ismeth, merupakan salah satu contoh kesuksesan dalam tugas dan praktek/prilaku PR. Hanya saja dalam situasi bangsa dan negara seperti saat ini kami sangat prihatin karena krisis dan ketidak stabilan politik belum sepenuhnya kondusif, terutama di mata dunia Internasional,jelasnya dengan mengingatkan  banyaknya tuntutan-tuntutan masyarakat yang belum sepenuhnya bisa direspon oleh Pemerintah.

Bagi Ismeth Abdullah, untuk menarik empati dan simpati, Batam telah memelopori  sebuah kegiatan yang tidak saja berorientasi pada industri atau bisnis semata, tapi  justru menampilkan kegiatan yang bernuansa budaya dan hiburan yang segar buat masyarakat.

"Kami telah mengembangkan seni dan budaya di tengah kegersangan kegiatan industri dan bisnis di kota Batam,"tutur Ismeth dengan memberi contoh kegiatan Kenduri Seni Melayu yang telah berlangsung sebanyak 4 kali. Kegiatan seni tahunan ini  juga telah dihadiri oleh negara-negara di dunia seperti Malaysia, Jepang, Singapore dll. (Laporan : Harun).

 

      

Kereta Api
Train in the Woods
Sarana Angkut Kita

 
Tiket Kereta Api (KA) Tak Naik, Awal Dari Profesionalisme Pelayanan

Jakarta, Otonominews,- Pelayanan bagi penumpang kereta api (KA) yang bakal mudik lebaran memang sebuah keharusan. Rupanya harapan ini direspon oleh PT KAI. Buktinya, ada kabar bahwa tiket kereta api (KA) tidak mengalami kenaikan.

Demikian diungkapkan direktur operasi PT. KAI Juda Sitepu saat press Conference di Jakarta, (25/11) kemarin. Bahkan, menurutnya,pembelian tiket KA akan diperketat guna menghindari calo, sehingga satu orang hanya bisa membeli 4 tiket dengan syarat harus pakai KTP.

"Hal ini untuk meminimalisir pembelian tiket KA melalui calo, PTKA akan memperketat pembelian tiket di tempat reservasi dan harus ada KTP kalau membeli karcis,"tegasnya seraya mengingatkan kepada penumpang untuk menghindari pembelian lewat calo.

Ia juga menambahkan, bahwa tiket KA dapat dipesan 7 hari sebelum keberangkatan agar pada hari keberangkatan tidak repot membeli tiket. Karena, kata Juada tiket KA itu sendiri dapat diperoleh di tempat reservasi yang telah tersedia.

Reservasi diantaranya ada di Juanda Jakarta, Kebon Kawung Bandung, Pasar Kembang Yogyakarta, Jalang Gubeng Masjid Surabaya, dan sejumlah loket di beberapa stasiun KA besar.

Penetapan masa pelayanan, sambung Juda, bahwa masa pelayanan terhitung sejak tanggal 29 November sampai 15 Desember 2002(angkutan Lebaran). Sedangkan pelayanan angkutan Natal dan Tahun Baru terhitung sejak tanggal 20 Desember 2002 sampai 5 Januari 2003.

Jumlah Armada

Armada yang disiapkan pada lebaranm natal dan tahun baru yaitu: sebanyak 229 lokomotif dan 1.180 kereta api. Juga dijalankan 213 kereta api reguler dan 29 kereta api Lebaran dengan 127.494 tempat duduk per hari.

Selama angkutan Lebaran diberi toleransi angkutan (kapasitas penumpang) untuk kelas bisnis 125 persen, kelas ekonomi 150 persen. Sehingga kapasitas angkut KA menjadi 170 ribu penumpang per hari.

Angkutan puncak diperkirakan terjadi pada Tanggal 3-4 Desember 2002 diprediksikan sebagai puncak atau membludaknya penumpang lebaran yang diperkirakan jumlah total penumpang mencapai 185 ribu orang penumpang. Sedangkan kapasitas angkut berkisar hanya 170-an ribu penumpang.

"PT KAI mengimbau masyarakat yang akan menggunakan KA agar mudik pada hari perjalanan di luar saat puncak karena padat, "jelas Juda Sitepu dengan penuh harap. Mudah-mudahan tidak naik-nya tiket kereta api saat mudik lebaran ini merupakan awal dari profesionalisme pelayanan PT.KAI buat rakyat.(Hn).

Drs. Sunandi M.M.
gumelar.jpg
Bersma Menhub Agum Gumelar

 
Wawancara Dengan :  
DRS.SUNANDIE M.M  TENTANG TRANSPORTASI 
DI INDONESIA SAAT INI

Jakarta, Otonominews,-Persoalan transportasi di Indonesia seolah berada di urutan buncit dalam persoalan besar bangsa kita, semisal persoalan politik, ekonomi dan pertahanan. Padahal, keberadaannya bisa saling terkait antara persoalan perhubungan atau transportasi dengan masalah lainnya. Karena itu, transportasiNews mencoba bincang bincang bersama Drs. Sunandie M.M,  Ketua Badan Pensiunan Pegawai Perhubungan ( BP3). Dibawah ini hasil wawancara dengannya saat acara Semiloka tentang Transportasi Nasional, awal April 2002,  di Hotel Wisata Internasional, Jakarta.

 (TransportasiNews) :  Apa yang menjadi tema sentral dalam semiloka (seminar dan lokakarya) Transportasi Nasioanal kali ini sehingga jadi menjadi penting untuk dibahas ?

 (Sunandie) :  Dalam masalah transportasi nasional atau perhubungan nasional saat ini terdapat dua isyu sentral yang lagi berkembang, yaitu : pertama, dalam konteks penyelenggaraan otonomi daerah (otda), dan yang kedua, dalam memasuki era perdagangan bebas atau globalisasi.

 (TN) :  Apa yang harus dilakukan dalam menyikapi kedua isyu tersebut ?

 (S)     Dalam menghadapi kedua isyu diatas, kita haruslah melaksanakan transportasi secara baik, benar dan handal. Hal ini supaya dalam memasuki era globalisasi nanti kita tak menjadi budak di negeri sendiri. Karena itu kita harus tangguh, kalau tidak, kita akan menjadi keranjang sampah. Selain tangguh, kita juga harus mampu menggerakkan dunia kita sendiri yang katanya kaya raya ini.

 (TN) : Khusus dibidang dunia transportai, bagaimana anda melihat kondisi saat ini ?

 (S)  : Begini, Semiloka yang kami laksanakan kali ini adalah dalam rangka mencari sistem dan anatomi transportasi yang paling tepat, terutama dalam mengantisipasi penyelenggraan otonomi daerah (Otda), yang dibeberapa daerah dilaksanakan agak sedikit aneh-aneh, sehingga kurang begitu mendukung terhadap penyelamatan ekonomi secara utuh.   Selain itu, semiloka ini bertujuan untuk mendalami ilmu yang belum kita ketahui dari para pakar pakar dan para ahli di bidang transportasi.

Saya ingin pejabat dan siapapun yang terkait dalam bidang trasportasi ikut mendengar, memahami dan mencuplik mana yang harus dilakukan sesuai dengan ilmu tersebut. Misalnya saja transportasi dalam konteks filosofi kebangsaan kita,  harus memperhatikan wawasan nusantara dan wawasan NKRI. Kalau itu sudah kita tangkap dan direspon secara benar, maka kita harus punya komitmen moral untuk melaksanakan transportasi secara baik, benar dan handal tadi.

 (TN) : Seharusnya pelaksanaan transportasi yang benar dalam era otonomi daerah seperti apa ?

(S) : Kita harus melaksanakan transportasi sesuai hukum yang berlaku,  termasuk  U.U.  22 dan U.U. 25 tahun 1999, tentang otonomi daerah dan perimbangan keuangan pusat dan daerah. Akan tetapi dalam hal ini kita jangan sekedar euphoria, jangan sampai dengan alasan otda maka kemudian kita melaksanakan transportasi  secara total sesuai dengan kehendak masyarakat local sendiri. Padahal, ada bagian-bagian tertentu yang tak boleh atau tak bisa dilaksanaka sendiri-secara local.

(TN) : Misalnya apa ?

 (S) : Departemen Perhubungan sifatnya mandatoris, ia harus melaksanakan system perhubungan nasional yang untuk hal-hal tertentu terikat dengan hukum internasional, seperti; masalah kepelabuhanan, dan kebandarudaraan. Hal tersebut selain melimpahkan wewenang kepada daerah, juga ada hal-hal tertentu yang harus dipatuhi oleh daerah itu sendiri. Jadi, ada system pembinaan bidang perhubungan dari pusat ke daerah, dan juga ada saling terkait antara pusat dan daerah dalam penyelenggaraan masalah transportasi, sehingga tidak akan terjadi saling menyalahkan antara pusat dan daerah.

 (TN) : Apa  hal ini dikarenakan tidak adanya peraturan yang tegas dan kongkrit tentang system perhubungan nasional kita ?

 (S) : Dalam UU Otda sudah sangat jelas. Bahwa masalah transportasi atau perhubungan merupakan salah satu bagian dari sembilan kewenangan yang diberikan kepada daerah. Tetapi perlu adanya pemahaman yang benar dari daerah itu sendiri tentang impelentasi di lapangan. Pada sektor perhubungan,  kita harus memahami kewenangan itu  secara global, terutama sekali masalah kepelabuhanan dan kebandarudaraan kita.  Sementara di darat tidak begitu menjadi penekanan disini meski masalahnya juga kompleks. Di bidang kelautan misalnya, kita perlu memperhatikan norma yang ada dalam IMO, sedang di  bidang udara kitapun harus mengindahkan kesepakatan IPO. Ini menurut saya jangan dilupakan.

Meski begitu, saya tetap sependapat dengan Menhub, Agum Gumelar yang mendukung pelaksanaan otonomi daerah. Saya juga mengingatkan, bahwa janganlah melaksanakan otonomi daerah, khususnya di bidang perhubungan yang tidak sesuai dengan aturan.

(TN) : Apa perlu diusulkan adanya UU Sistem Perhubungan Nasional yang secara integral bisa mencakup system transportasi nasional kita ?

 (S) : Sebenarnya UU tentang perhubungan tersebut sudah diedit sejak tahun 1992, seperti UU Nomor 14/1992 tentang perhubungan darat, UU Nomor15/1992 tentang transportasi udara, UU Nomor 11/1992 tentang perkereta-apian dan UU Nomor 21/1992 tentang kelautan. Memang yang masih menjadi masalah hingga saat ini adalah prakteknya di lapangan. Kadang-kadang tidak sebagus seperti apa yang ditulis di Undang-Undang itu.

(TN) Apa kriteria transportasi yang baik, benar dan handal, komentar anda ?

(S) Pihak pembuat kebijakan diharapkan membikin peratruran tentang transportasi yang benar. Baik artinya peraturan itu dapat dirasakan oleh masyarakat, termasuk adil untuk kepentingan bangsa. Sementara transportasi yang handal adalah yang mampu secara efisien dan modern melayani kebutuhan para pengguna jasa transportasi itu.

(TN) Dalam hal ini siapa saja yang terlibat memperbaiki system transportasi nasional kita ?

(S) Sistem transportasi nasional kita terdiri dari Pemerintah sebagai pembuat kebijakan atau regulator, Pengusaha atau pemilik serta pengelola sarana angkutan atau mungkin BUMN sebagi operator. Sementara masyarakat umum atau publik sebagai pengguna jasa transportasi (konsumen).

(TN) Tapi kenapa di lapangan antara pihak regulator dengan operator serta konsumen seringkali mengalami kejanggalan-kejanggalan dalam melaksanakan tugasnya ?

(S) Betul, inilah yang memang banyak terjadi sekarang. Memang peraturan-peraturan yang sudah dibuat dan sudah baik itu kadang-kadang sulit disosialisasikan di lapangan, bahkan ada kecenderungan mereka tak menggubris. Ini tantangan kita bersama.

(TN) Apa akibat para pengelola transportasi sendiri atau aparat yang terkait, atau bahkan ada kemungkinan regulator itu sendiri yang banyak menyimpang dari peraturan yang sebenarnya ?

(S) Sebenarnya peraturan itu sudah ada dalam UU perhubungan yang masing-masing angkutan sudah memiliki. Akan tetapi dulu keberadaannya tidak dipersiapkan dengan sosialisasi yang matang. Sehingga kalau kondisi perhubungan kita, terutama implementasi dilapangan seperti saat ini, ya. Itulah akibat rangkaian kemelut yang menjadi bagian dari masalah yang sedang kita hadapi bersama.

(TN) Perlukan dibuat UU Sistem Transportasi Nasional yang baru ?

(S) Bisa saja, kenapa tidak.Sebab perbaikan itu bias dilakukan setiap saat dan kapan saja sebab yang tidak bisa diperbaiki lagi itu kitab suci al-quran. Dan UU itu kan buatan manusia juga, jadi bisa diamandemenlah seperti istilah sekarang.

(TN) Apa perbaikan ini sudah begitu mendesak ?

(S) Saat in sebenarnya sangat relatif. Karena sesuai dengan perspektif apa dan dari mana kita akan memperbaiki atau meninjaunya. Apalagi saat ini era reformasi, semuanya bisa saja terjadi. Yang saya setuju adalah reformasi yang jelas arahnya, jangan sampai dengan dalih reformasi kemudian kita keadaan malah menjadi macet seperti saat ini.

Misalkan saja, ada suatu daerah yang mulai tak menggubris lagi produk hukum yang dibuat oleh pemerintah pusat. Padahal sebetulnya Pusat masih punya kewenangan untuk mengatur dengan peraturan yang dikeluarkan itu. Inilah persoalan-persoalan yang memprihatinkan kita di era reformasi.

(TN) Apa follow up dari Semiloka ini ?

(S) Kami menginginkan dari semiloka ini bisa membekali para pejabat dari tingkatan manapun sebagai pihak pembuat kebijakan(regulator), dan pengelola sebagai pihak pemain atau operator, agar menjalankan fungsinya masing-masing secara baik dan benar. Begitu juga supaya mereka menambah wawasan dan pengetahuan tentang transportasi sehingga ketika berada dilapangan mereka dapat merubah sikap mental sesuai dengan peraturan yang telah ada.

Dari sini kemudian sosialisasi di lapangan bisa dilakukan secara tepat, benar dan akurat. Dengan begitu, baik itu regulator, pelaksana (operator) dan pengguna jasa transportasi (konsumen) memiliki system transportasi yang baik, benar, dan handal tadi. Utamanaya ketika kita nanti memasuki era perdagangan bebas yang sarat dengan kompetisi. (M.Harun).

               

Moch. Muska N
abang.jpg
Abang Jakarta 2002

Orchida R (foto: Sadli)
none.jpg
None R. Jakarta 2002

 

WANITA  ISLAM (WI)  GETOL  ANTI  PORNOGRAFI

Sebuah kepantasan memang kalau Wanita Islam secara organisasi maupun individu masing-masing getol melawan pornografi saat ini.  Karena ditengah marak bahkan banjirnya  informasi-informasi  dari segala penjuru, baik media cetak,  elektronik, maupun  situs-situs di internet. Kehkawatiran ini ada pada semua orang yang berpikiran ingin menyelamatkan bangsa ini di masa depan. Tak pelak pula bagi Wanita Islam, sebuah organisasi islam bagi kaum hawa. Kekhawatiran inipun kian besar ketika  kita semua pada diam melihat  kebobrokan  yang ditimbulkan akibat informasi miring tersebut.

Jakarta, Otonominews,-Suatu event yang telah dilaksanakan oleh PP Wanita Islam, adalah Seminar Nasional dan Lokakarya dengan tajuk,Peranan Hukum, Agama dan Media Massa Dalam Menaggulangi  Pornografi yang telah berlangsung pada 29-30 April 2002 di Hotel Indonesia Jakarta.

 Semiloka ini, sudah jelas untuk membendung derasnya banjir pornografi saat ini terutama bagi generasi muda muslim/muslimah di Indonesia. " Selain untuk tanggul pembendung pornografi, hasil dari Semiloka ini akan dijadikan masukan kepada DPR RI dalam penyususnan RUU Anti Pornografi," tutur  Dra. Hj. Kamsani Chaniago , Wakil Ketua PP Wanita Islam yang sekaligus Ketua Panitia Semiloka saat dihubungi OtonomiNews usai acara penutupan.

Dalam usianya yang ke- 40 Wanita Islam, tambah Ny. Hj. Kamsani lagi, akan terus getol berjuang memberantas pornografi dalam segala bentuknya. " Kami pertama-tama akan mengadakan kajian secara ilmiah, setelah itu akan dijadikan bahan hearing ke DPR sebagai sumbangan pemikiran Wanita Islam kepada  Meneg Perempuan, sehingga hasilnya bisa ditetapkan sebagai Undang-undang Anti Pornografi, kata Dra. Poptjut Yusnidar,"Sekretaris PP Wanita Islam yang juga merangkap sebagai Wakil Panitia Semiloka.

Sesuai dengan sejarah, bahwa Wanita Islam, seperti halnya organisasi wanita lainnya Aisiyah atau Muslimat NU, senantiasa berkiprah  secara professional dan unggul dalam mengabdi di berbagai bidang kehidupan. Yakni  dengan misi utamanya meningkatkan kualitas keimanan para anggotanya, keilmuan dan keterampilan.

Wanita Islam yang lahir pada 29 April 1962  tersebut saat ini telah tersebar di 26 Wilayah (Propinsi), 179 Pengurus Daerah (Kabupaten), 364 Pengurus Cabang (Kecamatan) dan 268 Pengurus Ranting (Kelurahan/desa). Dirgahayu Wanita Islam ke-40,Semoga Sukses Berjuang. (MN).        

Ketua Karang Taruna Pusat
rw.jpg
H. Mohammad Rawi

 
Banyak Tokoh Sambut Positif Pencanangan Gerakan Anti Narkoba Di DKI

Jakarta, Otonominews,-Upaya pemberantasan bahaya narkoba ternyata disambut gembira oleh banyak kalangan dan tokoh masyarakat ibu kota, antaranya Anggota Komisi E, DPRD DKI Jakarta, Drs. H. A. Halim Asyhari, H.Mohammad Rawi, tokoh masyarakat Madura di Jakarta, dan Ketua DPD KNPI DKI Jakarta, Ir.A.Riza Patria. Mereka yang sempat diemui usai menghadiri acara pelantikan Badan Narkotika Propinsi DKI Jakarta, di Lapangan Silang Monas Jakarta, pada 28 April 2002.

Pada dasarnya mereka sama sama sepakat untk memerangi narkoba sampai ke akar-akarnya. Menurut mereka narkoba adalah sangat berbahaya untuk kelangsungan hidup generasi muda bangsa, bahkan sudah parah dan sangat memprihatinkan.  Berikut ini diantara komentar mereka tentang perang terhadap narkoba di Jakarta dan sekitarnya:

Anggota Komisi E  DPRD DKI Jakarta, Drs. H. Halim Asyhari.

  Upaya membasmi narkoba ini, menurut Drs. H.Halim Asyahari, sudah lama ditunggu-tunggu masyarakat Indonesia khususnya di DKI Jakarta. "Saya sungguh merasa gembira, ternyata masyarakat Jakarta mampu menunjukkan kiprahnya untuk memerangi narkoba. Gerakan semacam inilah yang senantiasa ditunggu-tunggu oleh kalangan Legislatif"

Ia berharap gerakan tersebut jangan sampai berhenti pada upacara semacam ini saja. Akan tetapi harus terus dilakukan. Bahkan bila perlu kita kampanyekan supaya bandar-bandar narkoba besar yang ada di Jakarta bisa dicari dan ditangkap sehingga peredaran narkoba bisa dihentikan.

Tentang peranan legislatif dalam memerangi narkoba, ia mengusulkan, bahwa setiap pengguna, pengedar, dan yang memperuduksi narkoba mulai saat ini supaya diberi hukuman yang seberat-beratnya. " Bila perlu diberi hukum mati saja" kata salah satu Ketua DPP PAN itu bersemangat.

Untuk itu Asyhari, berpesan kepada generasi muda khususnya Jakarta serta seluruh Indonesia pada umumnya, mulai saat ini jangan coba-coba menggunakan narkoba. Sebab perjalanan bangsa ini masih jauh kedepan dan masih membutuhkan generasi muda untuk memimpin bangsa ini. "Saya pesankan, belajarlah yang giat, berolahragalah yang rajin serta aktiflah dalam organisasi pemuda atau berkonsolidasi dengan organisasi pemuda lain yang ada untuk membasmi narkoba dilingkungan masing-masing".

Ketua DPD KNPI DKI Jakarta, Ir. A.Riza  Patria

Hal senada dikatakan Ketua DPD KNPI DKI Jakarta, Ir. A.Riza Patria yang turut menghadiri acara tersebut. Gerakan anti narkoba yang baru dicanangkan dan dilantik di DKI Jakarta saat ini harus terlebih dahulu diawali dengan "keteladanan" para aparat penegak hukum itu sendiri. Sebab menurutnya, dengan menunjukkan keteladanan itu masyarakat akan melihat bahwa gerakan anti narkoba tidak hanya sekedar seremonial belaka ataupun bahkan selogan semata. Akan tetapi betul-betul sebagai gerakan yang bertujuan untuk memberantas narkoba yang saat ini sudah sangat memperihatinkan dan sudah memasuki tahapan yang sangat parah.

Ia juga berharap, supaya Kapolri menidak tegas oknum aparatnya yang terlibat memakai narkoba serta diketahui membekingi dan melindungi perdagangan narkoba itu sendiri. " Gerakan anti narkoba tidak hanya sekedar seremonial belaka atau selogan semata", ungkap A. Riza Patria.

Ketua Karang Taruna Pusat, H. Muhammad Rawi

Senada dengan anggota Dewan DPRD DKI Komisi E dan Ketua DPD KNPI DKI Jakarta tersebut, Ketua Karang Taruna Nasioanal yang sekaligus Ketua Farum Komunikasi Masyarakat Madura (FKMM) di Jakarta, H.Mohammad Rawi mengatakan, Karang Taruna sepakat bersama sama organisasi lain untuk memerangi narkoba. Bahkan, kata Tokoh Madura tersebut, Karang Taruna sudah punya Gerakan Nasional Karang Taruna Anti Narkotika yang disingkat Gernas Kartika yang pada saat acara pelantikan Badan Narkotika Propinsi DKI juga ikut serta memeriahkan.

" Dan sebagai organisasi kepemudaan, Karang Taruna punya komitmen moral, yang salah satunya adalah konsen terhadap masalah-masalah sosial, yang lebih khusus lagi disini adalah memerangi bahaya nakoba . Sehingga kedepan karang Taruna akan terus mengadakan sosialisasi akan bahaya narkoba, dari tingkat nasional hingga ke tingkat kelurahan dan desa," jelas pengusaha sukses berasal dari pulau garam Madura tersebut dengan mantap.

Langkah sosialisasi membasmi narkoba, tambah Rawi adalah pertama-tama pengenalan dan pemahaman terhadap apa bahaya penyalah gunaan narkoika itu. Baru setelah itu, bagaimana cara pencegahannya, misalnya dengan penyuhan bagi masyarakat awam. Lantas setelah itu, bagaimana cara memeranginya dan bagaimna juga cara memberikan informasi tentang narkoba berikut bahayanya itu. " Kami telah memberikan buku panduan tentang masalah penanganan masalah narkoba, terutama bagi para anggota karang taruna dan masyarakat umum,"jelasnya.

Perjuangan memberantas narkoba ini, kata dia lagi, bahwa sebelum ada acara ini kami sebanarnya telah mengadakan kesepakatan dengan BKNN ( sekarang  BNN/Badan  Narkotika Nasional ) waktu itu, yang juga telah dilaksanakan di tingkat propinsi, misalkan di Sumatra Utara, Kaltim, termasuk juga di DKI Jakarta.

Apa akan ada kerjasama dengan Badan yang baru dilantik hari ini? "Tentu, kami akan mengadakan kerjasma dengan badan yang baru dibentuk tersebut, karena di dalamnya juga ada orang Karang Taruna yang juga masuk di kepengurusan Badan Narkotika Propinsi DKI,"tegasnya . Bahkan,  kata dia lagi, Karang taruna akan mengadakan kerjasama dengan BNN (Badan Narkotika Nasional) dalam waktu tidak lama ini.

Karena itu, tambah Rawi, Karang Taruna ada dukungan moral, baik dari BNN maupun Departemen Sosial. InsyaAllah Karang taruna akan terus melakukan program dalam pembangunan menanggulangi masalah masalah sosial-kemasyakarakatan.

"Pesan saya kepada para pemuda dan genersi muda, supaya kita bangkit memerangi narkoba, karena narkoba ini lebih bahaya dari bahaya-bahaya yang lain. Kami yakin dan percaya, bahwa hancurnya bangsa ini karena disebabkan penyalahgunaan narkoba, "tegas Mantan Penerima Penghargaan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional pada masa orde baru tersebut sembari mengakhiri perbincangan dengan pers.(Hrn)

 

 

 

Hieroglyhpic Background 2

KAWASAN MENTENG DULU PUNYA GARDEN CITY

Jakarta, Otonominews,-Masalah Pemugaran Kawasan Menteng Jakarta Pusat dijadikan topik seminar pada 12 Nopember 2001 di Hotel Cemara Jakarta. Berbagai respon berdatangan gayung bersambut, terutama dari penduduk yang sudah lama tinggal di kawasan Menteng tersebut. Daerah Menteng memang memilki peninggalan yang cukup khas, baik dari segi pembangunan gedung, sejarahnya maupun tata kotanya.

Entah kenapa saat ini ada rencana dari pihak Pemerintah daerah DKI untuk memugar kawasan yang terbilang elit di Jakarta Pusat tersebut. Padahal kita tahu bahwa Menteng terkenal tempat bermukimnya tokoh tokoh politik dan para pejabat tinggi. Misalnya, Bung Hatta, Jendral AH Nasution, dan di kawasan ini juga tempat kediaman penguasa orde baru, Soeharto sekeluarga yakni di jalan Cendana.

Peninggalan kawasan Menteng tidak saja berupa pemukiman, tapi juga gedung gedung sekolah, musium, serta gedung Pemerintahan dan fasilitas umum. Mr Idrus, seorang Principal Preservation, dari Dinas Musium dan Pemugaran DKI Jakarta, mengatakan sebenarnya bangunan bersejarah di DKI tak kurang dari 200-an buah, anehnya kepemilikannya bukan Pemerintah Pusat akan tetapi dimiliki oleh swasta dan sebagian tersebar di wilayah DKI, seperti di jakarta Pusat, Kebayoran, Condet, Tugu, Marunda, Pulau Seribu, Sunda Kelapa, Kota, dll.

Kawasan Menteng ini, kata dia, adalah salah satu yang ada dan akan dipugar. Pemugaran tersebut sesungguhnya bertujuan untuk mengembalikan atau mempertahankan bangunan bangunan yang mempunyai suatu reputasi, seperti reputasi sejarahnya, arsitekturnya, ornamen dan kelangkaannya."Menteng bagi saya merupakan kawasan yang memiliki arsitektur yang baik, bahkan dahulu Menteng merupakan kota bangunan taman(Garden City),"jelas kepada Otonominews di tengah tengah acara tersebut.
 
Namun begitu, tambah Idrus, kalau Menteng sekarang banyak mengalami perubahan perubahan sehingga dikhawatirkan tidak lestari lagi, maka dengan adanya rencana pemugaran tersebut Menteng agar tetap bisa dipertahankan kelestarian dan keorsinilannya. "Misalnya gedung imigrasi, bangunan ini akan kami ubah bentuk dan fungsinya yang tadinya dari gedung perkantoran menjadi fasilitas bangunan galerry,"papar Idrus sembari memberi contoh bangunan tersebut yang sudah tampak tua namun bentuk arsitekturnya masih indah.

Mengenai dana insentif bagi bangunan bersejarah, Idrus mengatakan, hal itu bisa saja terjadi kalau sudah dilakukan penilaian dari tim penilai yang akan meninjau secara langsung ke lapangan, misalnya gedung SD 201 Menteng dan juga gedung UI. Kedua gedung tersebut perlu dipelihara apalagi berkaitan dengan fasilitas sosial dan pendidikan.
Dan jangan lupa, sambungnya lagi, kawasan Menteng ke depan pemugaran  dalam rangka untuk mengembalikan ke akar orsinalitas arsitekturnya supaya jangan hilang, karena kawasan ini adalah real estat pertama. "Kalau peninggalan sejarah dengan nuansa eropa ini hilang, maka kita tak lagi punya peninggalan peninggalan sejarah, "katanya mengingatkan. Kendati begitu, rencana pemugaran kawasan Menteng akan terus berjalan. (M.Harun)

stella.jpg

STELLA SIAP EDARKAN ALBUM SOLO PERDANA

Jakarta, Otonominews,-Munculnya banyak kreativitas di masyarakat ternyata ditangkap oleh masyarakat lainnya dengan berkarya. Salah satunya adalah Stella, panggilan gadis cilik, yang kini album perdananya sedang digarap Produser Yanto Collection.

Stella, kelahiran jakarta 27 Desember 1995 merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Marinus Mulono Santoso-Yuliani Fransisca. Ia sejak kecil memang bercita cita ingin jadi Artis terkenal. Demikian pengakuan kedua orang tua Stella. Pantas saja sejak usia 2,5 tahun iapun dimasukkan ke sanggar Herninda dan bergabubg dengan sanggar Kind School."Kini Stella bergabung dengan sanggar ABS(Adi Bing Slamet) yang ada di Kelapa Gading Jakarta Utara,"tuturnya.

Prestasi stella seperti diceritaka oleh orang tuanya, diantaranya Juara Umum Bintang Model Sinetron Tingkat Nasional tahun 2002, Juara Umum Mascot Gabriella tahun 2002, Juara Umum Pemilihan Puteri Bunga Nusantara Tingkat Nasional 2002, The best pada Fotogenik To Model(Cristal dan Kalender)2001-2002, The Best Dress, Juara Nasional Quen 2002, serta Juara The Favorit Tingkat nasional 2002.

Saat dihubungi di rumahnya di bilangan Kelapa Gading kedua orang tua Stella bilang,"Kami sangat mendukung bakat yang dimiliki Stella dengan harapan album yang perdana ini nanti dapat diterima oleh masyarakat, terutama di blantika musik anak anak,"katanya mengakhiri perbincangan. Semoga Sukses.

Nama lengkap : Stella Natalia Santoso
Nama Panggilan : Stella
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta 27 Desember 1995
Warna Kesukaan : Pink dan Ungu
Motto : Tiada Hari Tanpa Belajar
Hobby : Menyanyi dan Menari
Cita-Cita : Menjadi Artis
Profesional. (nurul.K)

Enter second column content here


Pariwisata Membawa bangsa Keluar dari Krisis, Mungkinkah ?