|
Prabowo dan Momentum 2004
Oleh: Muhammad Harun Al-Rasyid
Jakarta, Otonominews,-Mencermati
sepak terjang mantan Menantu Presiden Soeharto, Letjen (Purn.) Prabowo Subianto ini sebenarnya ada
daya tarik tersendiri. Ia yang lahir dari kalangan terpandang. Ayahnya bernama Profesor Soemitro Djoyohadikusumo,
popular dengan sebutan Begawan Ekonomi yang hingga kini belum ada tandingannya. Parabowo Subianto memang dikenal
cerdas, disiplin namun fleksibel dalam pergaulan. Ia juga punya kemampuan berbahasa asing cukup baik, dan saat ini usianya
masih relatif muda.
Ilustrasi diatas
merupakan awal tulisan saya tentang beberapa pemikiran dan konsep Prabowo akhir-akhir ini, terutama sejak ia menyatakan diri
menjadi Capres dari partai Golkar. Banyak sekali catatan Prabowo yang cukup berani dalam mengkritisi kondisi masyarakat dan
bangsa yang sekarang sedang terjadi. Analisisnya cukup argumentative dan tajam, mengundang
obsesi pembaca seakan ingin merubah
kondisi ini dalam waktu sekejap.
Akan tetapi, kesimpulan
dari semua konsep yang disodorkan Prabowo tersebut sedikitpun tak menyentuh kebobrokan rezim orde baru yang berkuasa selama
lebih dari 30 tahun, padahal sebagai mantan pejabat yang pernah mengenyam nikmatnya rezim orde baru seharusnya sikap
kritisnya juga ditujukan kepada system dan kultur rezim yang waktu itu berkuasa. Jika di era reformasi seperti saat ini Prabowo
berani mengkritik, maka kritik yang sama juga harus ditujukan kepada kelemahan dan keburukan rezim orde
baru (Soeharto) bahkan sejak masa orde lama Soekarno berkuasa.
Kalau semua kebobrokan
kedua rezim terdahulu itu dibongkar habis, saya lebih simpati lagi buat Prabowo sebagai Capres partai Golkar pada 2004 mendatang. Karena Prabowo telah bersikap adil dan seimbang
dalam menilai permasalahan kongkrit yang dihadapi oleh rakyat. Memang, kita harus mengakui bahwa Pemerintahan Megawati
tidak lebih baik dari Pemerintahan sebelumnya, akan tetapi bukan berarti kita melupakan kebobrokan Pemerintahan Soeharto yang
juga sama korupnya dengan Pemerintahan sekarang.
Kesamaan dalam
hal korupsi dan mungkin pelanggaran HAM, perusakan lingkungan, serta tindak kekerasan terhadap rakyat, juga harus dijadikan
barometer dalam menilai kebobrokan dan kebusukan Pemerintahan masa lalu dan masa sekarang. Saya sangat salut banyaknya data-data
tentang kegagalan ketiga Pemerintahan pasca reformasi 1998 yang Prabowo beberkan dalam setiap kesempatan menjadi
pembicara. Namun berdasarkan data-data itu saja sebenarnya belumlah cukup. Oleh
karenanya, data-data korupsi dan kebobrokan sebelum ketiga Pemerintahan pasca
reformasi sangatlah penting untuk dibongkar, siapa-siapa saja oknum Pemerintahan
masa lalu yang terlibat korupsi, HAM, perusakan lingkungan, penebangan hutan, penggalian tambang, pengerukan pasir laut dan menyengsarakan rakyat. Semuanya itu disebabkan
kebijakan Pemerintah yang salah. Baik dalam bidang politik, hokum, ekonomi, keamanan, budaya dan sebagainya.
Kalau ini bisa
Prabowo beberkan secara transparan dan jujur saya yakin momentum 2004 bagi Prabowo sangat strategis
dan amat menentukan ketika kompetisi antar parpol dalam pemilu legislative dan pemilihan Presiden cukup ketat. Prabowo meski
hidup dan besar di dalam rezim orde baru akan tetapi secara karakteristik memiliki pribadi yang reformis. Prabowo tetap Prabowo
dengan sejumlah kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Darah keluarga Soemitro sebagai tokoh ekonom yang disegani dunia sesungguhnya
sangat deras mengalir pada diri Prabowo, padahal ia sendiri hidup ditengah keluarga
Soeharto yakni sebagai suami Titik yang notabene puteri Soeharto yang saat ini ditengarai banyak orang sebagai pemimpin yang
korup.
Lantas, bagaimana
Prabowo memposisikan dirinya menjelang Pemilu 2004 dan Pemilihan Presiden yang akan datang?
Banyak sekali pemikiran Prabowo yang saya kagumi karena daya kritisnya yang cukup baik terhadap perkembangan reformasi
saat ini, diantaranya; Tantangan dan Peluang Indonesia: Menuju Kemandirian Ekonomi yang disampaikan Prabowo di depan Rapimnas
Pemuda Panca Marga (PPM) pada 23 Januari 2004 di Jakarta. Yang menjadi masalah, mampukan Prabowo memanfaatkan momentum
2004 tersebut bersama kaum reformis lainnya melakukan perubahan? Melakukan perubahan
berarti melakukan reformasi jilid kedua yakni melalui Pemilu. Terlepas apakah
Prabowo harus jadi RI 1 atau RI 2, itu semuanya sama-sama strategis, tentu demi perubahan kearah yang lebih baik. Insya Allah.
|
H. Noorsyamsa Djumara Anggadinata |
Obsesi
Noorsyamsa Memajukan Jawa Barat
Jakarta, Otonominews,
Meski ia tak terpilih dalam nominasi pemilihan Gubernur Jawa Barat baru-baru
ini tapi H. Noorsyamsa Djumara Anggadinata tetap punya perhatian bahkan obsesi untuk memajukan Jawa Barat sebagai tanah kelahirannya.
Putera asli Majalaya kelahiran 15 Mei 1951 tersebut tetap punya obsesi bagaimana Jawa Barat bisa sejajar dengan daerah-daerah
lain di tanah air bahkan bisa maju seperti negara-negara yang ada di dunia ini.
Namun sayang,
indeks pembangunan manusia di Jawa Barat pada tahun 1999 masih menenmpati rangking
ke-16 (64,6) dari seluruh propinsi yang ada di Indonesia. Bahkan diperkirakan
pada tahun 2004 nanti masih berkisar (73, 53) dan tahun 2005 (74, 56). Ini memang masih relatif rendah,tutur Noorsyamsa.
Noorsyamsa
yang hingga kini masih sebagai Kepala Diklat LAN (Lembaga Administrasi Negara) membeberkan data IPM (Indeks Pembangunan Manusia)
berdasarkan indikator-indikator diantaranya: angka harapan hidup masih rendah (64,3 tahun), Angka melek huruf (92,1%) pengeluaran
riil perkapita juga masih rendah (Rp.584. 200,00).
Dengan indikasi-indikasi
diatas, kata Noorsyamsa maka pembangunan SDM masih berada diurutan teratas, artinya pendidikan bagi masyarakat Jabar masih
menjadi prioritas utama. Sementara itu kemiskinan di Jabar menurut data 1998 masih berada di angka 15 (26,9%) sesuai renking propinsi se-Indonesia. Dan diperkirakan
pada tahun 2004 mendatang, tambah Noor Syamsa berkisar 9, 25 juta dan pada tahun 2005 sekitar 9,21 juta. Artinya angka itu
diperkirakan menurun.(bersambung)/Moh. Fadli/H/
|
Ketua Umum IMM, Dra Hj. Nona Manalete |
Menggalang Kebersamaan Untuk Membangun Maluku
Ikatan Muslimat Maluku Jabotabek
Dikukuhkan
Jakarta, Otonominews,- Perlu dibangun kebersamaan
dalam menghadapi sisa-sisa konflik yang terjadi di Maluku. Salah satu organisasi perempuan Maluku yang tergabung dalam Ikatan
Muslimat Maluku (IMM) mencoba lebih peduli terhadap masalah tersebut dan ini sangat penting sebab kebersamaan merupakan budaya
kita yang terkadang lupa kita laksanakan.
Demikian dikatakan Menteri Pemberdayaan Perempuan,
Hj. Sri Rijeki Sumaryoto, SH usai pengukuhan pengurus Ikatan Muslimat Maluku (IMM) se-Jabotabek (9/8/2003) di Aula Gedung
BIP Jakarta.
Sementara
itu Ketua Umum Ikatan Muslimat Maluku (IMM) yang baru dikukuhkan, Dra. Hj. Nona Manelet Kohorela menyatakan, untuk menciptakan
suasana damai di bumi Maluku, perempuan Maluku yang tergabung di berbagai majelis taklim dan pengajian-pengajian se-Jabotabek mencoba
menggalang bantuan untuki mereka yang terkena konflik yang tentu berasal dari Maluku.
"Karenanya kami memulai dengan mengptimalkan Ikatan
Muslimat Maluku ini kami menggalang potensi dan kebersamaan perempuan Maluku yang ada di Jabotabek lewat batuan secara
kongkrit terutama kepada kaum perempuan dan anak-anak di tempat pengungsian,"ujarnya.
Menurut Nona Manelet, berbagai kegitan kemanusiaan
untuk membantu mereka antaranya dengan mengirimkan makanan, bantuan obat-obatan, peralatan sekolah, baik yang ada di sekolah
negeri maupun sekolah swasta. Bantuan yang sama juga diberikan kepada anak-anak yatim korban konflik yang kebetulan kehilangan
kedua orang tuanya padahal mereka sangat mebutuhkan kasih saying dan pendidikan.
"Pasca
kerusuhan 1999 perempuan Maluku sangat berkeinginan berbuat sesuatu terhadap daerah asal yang porak poranda dan juga ingin
membangunnya kembali, sehingga kami kumpulkan semua potensi perempuan Maluku yang ada du Jabotabek untuk membantu mereka,"imbuh Hj. Nona Manelet mengakhiri wawancaranya dengan Otonominews.
Acara
pengukuhan tersebut selain dihadiri oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan, juga tampak Dra. Hj. Tutty Alawiyah, Ketua Badan
Kontak Majelis Taklim. Mengakhiri acara, IMM menghadirkan hiburan dari kelompok Musik Gambus Debu (Fadli).
kapal pengangkut |
|
atau pengamanan |
Kenangan Ramadhan 1422 H
BUKA PUASA BERSAMA PANGLIMA, PULANG BAWA
SAJADAH
Jakarta, Otonominews,- Buka puasa bagi
seseorang yang tinggal di Jakarta tak harus di rumah sendiri. Dimana saja, asal punya relasi, bisa diatur. Bisa di hotel,
masjid, gedung pertemuan, kantor pemerintah, rumah para pejabat atau menteri. Yang terjadi kali ini kebetulan di rumah Panglima
TNI Laksamana Widodo As di bilangan kelapa gading jakarta utara. 24 Nopember 2001 para undangan sudah berdatangan. Kursi kursi
tertata rapi di sayap sebelah kiri rumah yang sangat asri milik orang nomor satu di jajaran TNI. Hadirin jumlahnya tak kurang
dari seratusan orang.
Saat adzan Magrib tiba, mereka termasuk saya dipersilahkan menikmati takjil (makanan kecil)
buka puasa. Disitu ada berbagai jenis hidangan, antaranya kolak, kurma, es dawet, es degan dan makanan kecil lainnya. Pak
Widodo terlihat sangat sumringah karena para undangan yang hadir sangat tertib, maklum ia seorang militer, dan para undangan
juga kebanyakan dari militer yang berbusana serba batik dan berbaju koko, seperti halnya Pak Widodo yang malam itu juga menggunakan
baju koko putih, sarung putih dan bersongkok hitam, pas sesuai dengan eventnya bulan ramadhan.
Seperti lazimnya, acara
dilanjutkan dengan shalat maghrib berjemaah. Selang waktu antara maghrib dan isya', acara diisi dengan makan yang sesungguhnya,
yaitu makan malam bersama Panglima TNI. Para hadirin termasuk saya sangat akrab bersama sang Panglima, bahkan sembari makan
Pak Widodo tak segan segan bercanda dengan hadirin yang kebetulan berada disampingnya. Pak Widodo tak terkesan angker, namun
penuh bersahaja, meski tak menghilangkan sikap kewibawaannya sebagai petinggi TNI di negeri ini.
Widodo sebagai orang
Jawa tengah, Boyolali, kerap sesekali bertutur dengan menggunakan bahasa jawa agak medok saat bercakap dengan para hadirin
sambil mengisap rokok jarum filter yang ada di tangannya. Buka puasa itu tampak sangat rileks kendati banyak sekali tugas
negara yang diemban oleh Sang Panglima. Apalagi di usia Pak Widodo yang kini telah memasuki angka 60 tahun, tentu sebagai
pengendali militer, terus memikirkan tugas dan fungsinya dalam pembangunan bangsa dan negara, termasuk regenerasi dan pembinaan
personil di tubuh TNI.
Saat adzan isya' terdengar, Pak Widodo bergegas menuju lantai dua di rumahnya yang tampak
asri dan iapun langsung duduk di shaf (barisan) paling depan persis di belakang pak Imam Shalat. Ia tampak khusu' melaksanakan
shalat isya' yang kemudian dilanjutkan dengan shalat tharaweh bersama menggunakan sebelas rakaat.
Usai shalat tharaweh,
dan sedikit kuliah ramadhan dari seorang perwira angkatan laut berpangkat kolonel, pihak panitia memegang mikrofon, seraya
mengucapkan terima kasihnya pada para hadirin dan sekaligus mengumumkan; "Sajadah yang ada di depannya masing masing dipersilahkan
untuk di bawa dengan seizin tuan rumah yakni Pak Widodo,"jelas panitia. Karuan saja, para hadirin sangat gembira dan tersenyum,
termasuk saya juga dapat sajadah.
"Rupanya ada barkah yang kami dapat berbuka bersama Pak Panglima,"celetuk salah
seorang jema'ah. "Apa barkahnya?,"tanya saya pada orang tersebut. "Selain kita bisa ketemu langsung bersama Pak Widodo
selaku Panglima TNI, kita juga mendapat hadiah sajadah yang bisa digunakan lagi buat Shalat nanti di rumah,"jawab jema'ah
tersebut tanpa menyebut identitasnya.(M.Harun).
Telepon |
|
mempermudah komunikasi |
PELUNCURAN SITUS
www.m-amienrais.com
Upaya Amien Lebih Dekat Dengan
Rakyat
Jakarta, Otonominews,-Kemajuan teknologi
informasi saat ini tak bisa kita bendung. Bagi yang belum menjangkau atau belum terjangkau oleh teknologi informasi khususnya
internet, tentu ini merupakan tantangan. Lebih khusus bagi politisi seperti Pak Amin Rais, begitu ia akrab disapa, kemajuan
ini justru merupakan peluang untuk memberikan informasi yang benar dan lurus kepada rakyat Indonesia melalui teknologi, terutama
bagi para pendukungnya. Sebab, begitu banyaknya informasi di masyarakat, seperti di media cetak, elektronik, termasuk
di situs internet yang memberitakan tentang seorang tokoh dan berikut gagasan, bahkan statemennya, bisa dibolak balikkan
jauh dari fakta dan data kebenaran dikarenakan kian menumpuknya informasi dan data yang datang dari berbagai
penjuru dan kalangan di seluruh dunia.
Alasan ini kemungkinan besar merupakan
antisipasi dari Amin Rais beserta para staf dan pendukungnya di partai atau di lembaga tertinggi negara MPR. Dan ini sangat
penting, karena Pak Amin adalah salah satu tokoh nasional yang visi-misi serta pemikiran tentang banyak hal memenuhi liputan
media dan dilihat serta didengar oleh rakyat, bahkan dunia. Diluncurkannya m-amienrais.com ini, kata Ir. Muhammad Najib, selaku
Direktur Utama PT Komunika Alam Informatika, pada saat peluncuran di Hotel Grand Hyatt, 9 April 2002, adalah merupakan semacam
pertanggung jawaban publik Pak Amin selaku Ketua MPR kepada rakyat Indonesia secara langsung, transparan dan detail.
Kami berharap kerjasama yang baik kepada
semua pihak, terutama media massa, sehingga keberadaan kita bisa saling mengisi dan saling melengkapi. "Dengan demikian
rakyat akan mendapatkan yang terbaik dari yang kita miliki,"jelas Najib yang juga Wakil Sekretaris DPP PAN itu kepada
pers saat pers konfrens.
Apa ada kaitannya dengan Pemilu
2004, celetuk salah satu penanya, Pak Amin dalam hal ini hanya menjawab enteng,Kalau toh memang ada dampaknya ya.. itu bermanfaat. Apapun ini merupakan selangkah lebih maju bagi Amin Rais dan pendukungnya dalam memberi
pendidikan politik yang demokratis bagi rakyat Indonesia lewat teknologi informasi IT) yang saat ini kian marak di
tanah air. Jangan lupa, ini upaya Pak Amin lebih dekat dengan rakyat. (hr)
|